Terletak di Jalan Otto Iskandardinata no 255, Bandung, Toko Roti dan Kueh Sidodadi menjadi sejarah perkembangan Kota Bandung.
Toko Sidodadi buka sekitar tahun 1954. Pada awal berdirinya, sang pemilik hanya membuat kue carabikang dari tepung beras.
Lalu kemudian tahun 1960-an, Sidodadi mengembangkan usahanya dengan memproduksi roti. Roti dibuat secara tradisional dengan tangan. Mereka pun tidak memasukkan pengawet sehingga roti hanya bisa tahan 3-4 hari.
Bahan yang digunakan terdiri dari tepung terigu, mentega, gula, telur, susu, dan garam. Teksturnya padat, sehingga lebih cepat mengenyangkan.
Proses pembuatan tersebut dipertahankan hingga sekarang, baik carabikang maupun roti. Bahkan untuk kue carabikang, pengunjung bisa melihatnya langsung di depan toko.
Lalu bagaimana dengan roti? Sang pemilik berinovasi di rasa. Sampai sekarang, Sidodadi memiliki 30 lebih varian roti berukuran besar ataupun kecil.
Untuk roti ukuran kecil, ada jagung, roti krenten (kismis), cokelat keju, nanas, srikaya, kornet keju, sosis, horn, smoked beef, dan lainnya. Harganya Rp 3.700-Rp 4.800.
Ukuran roti ukuran besar yang paling banyak dibeli yaitu, roti frans cokelat yang dijual Rp 13.000 dan roti tawar Rp 16.000.
Menurut banyak penggemar Sidodadi, itulah yang membuat roti ini legend dan laris manis, yakni rotinya padat, enak, banyak pilihan rasa, dibuat dengan tradisional, tanpa bahan pengawet, kemasannya unik, dan murah. Banyak kan? Sebenarnya bisa lebih banyak lagi. Tapi saya skip aja, hehe.