Bagi generasi milenial, mengumpulkan 20 orang dengan visi misi yang sama tidak mudah. Belum lagi harus menyediakan simpanan pokok dan wajib. "Tanpa ijin juga usaha jalan. Kan bisa online", komentar seorang wirausaha baru.Â
Tidak cukup digitalisasi untuk melakukan re-branding koperasi. Tingginya persaingan membuat koperasi harus memiliki layanan yang khas ,unik dan spesifik.
Di jasa pembiayaan, ada fintech yang sudah sangat siap. Di bisnis retail, serbuan minimarket berjaringan terus menggurita. Kepemilikan koperasi dapat menjadi penawaran. Sehingga yang perlu ditekankan adalah bagaimana anggota dapat loyal pada koperasi.
Untuk anggota lama, tidak sulit mengikat loyalitas anggota. Tapi untuk menjaring anggota baru terlebih generasi Y dan Z, hitungannya harus jelas. "Apa untungnya buat saya?" Pertanyaan yang selalu muncul saat mengajak generasi milenial menjadi anggotaÂ
Melakukan re-branding koperasi tidak semudah membalik telapak tangan, tetapi dengan bisnis model dan rencana bisnis yang matang, bukan tidak mustahil koperasi bisa jaya kembali.
Jika ingin menarik anggota milenial, model bisnis koperasi pun perlu dibuat kekinian. Komunikasi dan layanan cukup menggunakan aplikasi, mau mengadu bisa lewat Twitter atau fasilitas chat. Admin yang rajin menyapa para anggota. Plus berbagai pelatihan lewat grup untuk membuat anggota semakin cerdas.Â
Saat ini koperasi Wirausaha Jabar Sejahtera di Bandung sedang mengarah ke sana. Tidak cukup dengan web, anggota menuntut adanya aplikasi untuk mempermudah layanan dan komunikasi.
Memang membutuhkan investasi yang tidak murah. Tapi jika yang mengadakan adalah koperasi, ditanggung bersama, semua menjadi terjangkau.
Sebuah upaya untuk mencapai mimpi menjaring anggota ribuan dan dapat menjadi koperasi pemasaran yang mendunia. Mimpi yang harus mulai dirancang oleh koperasi, untuk menjadi besar, profesional dan go global.
Jika Ace Hardware sudah ada di Indonesia, melalui koperasi, produk Indonesia dapat dipakai konsumen seluruh dunia. Sebuah mimpi yang pasti harus terus diupayakan. Supaya Indonesia tidak hanya sekedar pasar tapi juga penyedia barang dan jasa.