Mohon tunggu...
Cesilia Eka Avia
Cesilia Eka Avia Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Mahasiswa

memiliki hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Suhu Cuaca Semakin Meningkat, Bagaimana Tanggapan BMKG?

17 Oktober 2023   20:43 Diperbarui: 17 Oktober 2023   20:53 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara tentang matahari, pasti sudah sangat identik dengan kata panas dan cerah bahkan waktu tersebut dapat dijadikan waktu yang menyenangkan untuk bersantai. 

Namun pernyataan tersebut tidak selalu benar. Jika dari teman-teman merasakan gerah dan cuaca sangat panas hingga matahari terasa tepat di atas kepala saat ini dan beberapa waktu kebelakangan, teman-teman tidak perlu merasa sendirian karena memang benar saat ini Indonesia sedang mengalami peningkatan suhu dan cuaca menjadi sangat terik.  

Diketahui saat ini beberapa daerah di Indonesia sedang mengalami perubahan cuaca yang ekstrem dan melebihi dari ambang normalnya. Lonjakan suhu di beberapa daerah di Indonesia terutama di daerah Jawa Tengah yakni Semarang, Kerjati dan Majalengka saat ini menembus 39 derajat Celsius.

Suhu normal di Indonesia hanya berkisar 21,3 derajat Celsius hingga 29,7 derajat Celsius. Tidak seperti tahun-tahun kemarin, tepat tahun 2023 ini matahari menjadi lebih terik seakan membakar kulit. 

Tidak hanya siang hari, efek panas yang ditimbulkan juga berlangsung pada malam hari yang membuat kita merasa gerah dan berkeringat. Perubahan cuaca akhir-akhir ini membuat aktivitas luar ruangan menjadi agak sedikit terganggu dan membuat setiap kegiatan yang dilakukan menjadi kurang nyaman. 

Cuaca yang cerah tidak selamanya membawa dampak positif namun dapat juga membawa dampak negatif. Kondisi cuaca yang bisa dibilang tidak biasa ini bahkan dapat memunculkan dampak kerugian materiil seperti kemarau hingga dapat menimbulkan kebakaran dan terjadi beberapa kekeringan di beberapa wilayah.

Badan Meteorologi, Klimatologo dan Geofisika memprediksi sekiranya cuaca panas yang meningkat ini dapat berlangsung selama periode Oktober. Sebagian besar wilayah Indonesia terutama di selatan ekuator saat ini sedang memasuki fase musim kemarau. Namun kondisi astronomis ini bukan pemeran utama yang mengakibatkan cuaca meningkat secara drastis. 

Minimnya pembentukan awan juga menjadi salah satu pendukung terjadinya cuaca ekstrem. Kondisi ini menyebabkan berbagai risiko. Sebenarnya penyebab utama adalah perubahan iklim global, adanya gerak semu matahari  dan gelombang panas atau yang lebih dikenal dengan heatwave serta gangguan-gangguan atmoster lainnya.

Ditambah dengan semakin meningkatnya penebangan pohon secara liar yang mengakibatkan berkurangnya kadar oksigen (O2)yang dapat merusak ekosistem lingkungan dan mengancam berbagai spesies yang ada di hutan. 

Tempat untuk berteduh atau sekedar mendinginkan diri menjadi berkurang dan bencana kebakaran yang melanda Indonesia yang baru saja terjadi di gunung bromo menambah suhu cuaca semakin meningkat. Di luar dari bencana tersebut, kegiatan dari beberapa pabrik dan efek rumah kaca menjadi pendukung dari meningkatnya cuaca dan suhu panas yang berlebihan.

Kondisi peningkatan suhu panas ini tidak hanya menimbulkan gerah saja. Suhu panas yang menyengat ini juga dapat mengakibatkan tubuh menjadi lemas hingga menjadi rentan terserang oleh berbagai penyakit terutama pada anak-anak, lanjut usia dan orang yang memiliki gangguan kesehatan kronis lainnya. 

Hal ini terjadi dikarenakan perubahan dan kenaikan suhu yang terlalu cepat hingga kemampuan tubuh untuk dapat mengatur suhunya menjadi terganggu. Beberapa penyakit yang mungkin dialami oleh sebagian orang pada cuaca panas ekstrem, seperti:

  • Dehidrasi.
  • Keluarnya banyak cairan tubuh yang dapat membahayakan jika tak di imbangi oleh asupan nutrisi terutama makanan yang mengandung mineral. Gangguan kesehatan ini dapat kenali dengan bibir pecah-pecah, kulit kering, dan rasa lemas yang berlebihan hingga dapat mengakibatkan pingsan.
  • Panas Dalam.
  • Suhu panas yang dapat mengakibatkan tubuh mengalami panas berlebihan. Salah memilih asupan makanan menjadi salah satu penyebab terjadinya panas dalam, misalnya terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas dan berminyak.
  • Demam Tinggi.
  • Demam merupakan salah satu kondisi yang paling umum dialami oleh banyak orang. Namun demam merupakan gejala awal penyakit yang akan menyerang daya tahan tubuh. Jika hal ini tak segera ditangani dengan baik maka akan berdampak pada organ-organ vital di dalam tubuh.
  • Sakit Mata.
  • Penyakit ini juga harus senantiasa diwaspadai terutama pada wilayah yang terkena bencana kebakaran dan di kota-kota yang memiliki tingkat polusi udara yang tinggi. Hal ini diakibatkan masuknya debu dan kotoran saat kita melakukan suatu kegiatan di luar ruangan. Penyakit ini dapat ditandai dengan mata yang terasa gatal, merah, dan panas.
  • Sakit Kepala Sebelah (Migrain).
  • Migrain dapat diakibatkan karena kepala terkena teriknya sinar matahari.

Mengingat begitu banyak dampak negatif yang di dapatkan dari perubahan cuaca ini maka sangat penting bagi teman-teman untuk mewaspadai dan menjaga kesehatan tubuh selama terjadi cuaca panas ekstrem agar dapat melanjutkan setiap aktivitas dengan maksimal tanpa ada kendala walaupun sedang diterjang oleh terik matahari. Berikut tips-tips yang dapat dilakukan teman-teman dalam menghadapi cuaca panas:

  • Perbanyaklah mengonsumsi makanan yang mengandung banyak nutrisi terutama yang mengandung mineral agar tubuh tetap  terhidrasi dengan baik dan disarankan untuk meminum paling sedikit delapan gelas air per hari.
  • Perbanyak konsumsi buah dan sayuran yang mengandung banyak air seperti: tomat, semangka, pepaya, mentimun dan selada air
  • Hindari makanan pedas dan berminyak karena dapat menyebabkan panas dalam dan masalah kesehatan lainnya.
  • Hindari minuman yang mengandung alkohol karena minuman beralkohol dapat menimbulkan panas dalam tubuh dan dapat menyebabkan produksi keringat yang berlebih hingga dehidrasi.
  • Gunakan tabir surya dan pelembab sebagai proteksi dan perlindungan kulit terhadap sinar matahari yang terik.
  • Walaupun telah menggunakan tabir surya, lotion ber-spf, hindari paparan sinar matahari secara langsung. Disarankan tetap menggunakan payung atau topi saat ingin beraktivitas di luar ruangan.
  • Jika diperlukan, konsumsilah vitamin yang dapat menjaga stamina daya tahan tubuh.

Hal lain yang dapat dilakukan teman-teman untuk mengantisipasi cuaca panas yang melanda kali ini. Kita juga dapat mengajak masyarakat untuk membantu dan mengatasi kondisi ini. Memang beberapa tahun ke belakang kondisi ini sering terjadi pada setiap periodenya. 

Dalam beberapa kasus yang sama BMKG juga telah memberikan peringatan dini dan tips-tips yang dapat dilakukan terkait cuaca ekstrem yang melanda Indonesia saat ini. 

Guswanto selaku Deputi Bidang Meteorologi BMKG dalam beberapa kesempatan juga pernah mengatakan jika suhu maksimum ini akan terus berlanjut dan akan menurun pada bulan November 2023.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun