Mohon tunggu...
Cesario Tarigan
Cesario Tarigan Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Selalu belajar dan mencoba hal yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

COTIF vs HBT : Antara U19 dan U21 serta Pengalaman Ricky Yacobi

27 Juli 2014   23:33 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:01 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

http://www.bola.net/tim_nasional/sriwijaya-fc-u-21-turunkan-pemain-senior-indra-sjafri-kecewa-d032b1.html

Jika engkau tidak memikirkan timnas U21, lalu buat apa engkau membuat kompetisi U21 wahai PSSI?

KEPERCAYAAN

Menurut La Nyalla, turnamen HBT yang akan diselenggarakan di Brunei Darussalam lebih bermanfaat ketimbang turnamen COTIF. "Percayakan saja kepada PSSI, bahwa apapun keputusannya itu yang terbaik untuk timnas U-19," tambahnya.

Kepercayaan ini yang diminta dari kita yang tiap bulannya rela dipotong pajak penghasilan dan membayar pajak dari setiap barang yang dibeli. Masih baru tahun lalu PSSI yang dibentuk setelah menyatukan 2 organisasi sepakbola Indonesia yang saling bertikai, kemudian memecat Indra Sjafri. Kemudian digantikan oleh pelatih asal Argentina Luis Manuel Blanco.

“Indra Sjafri telah memberikan dedikasi dan prestasinya selama memegang Timnas Indonesia U-19. Dia tak lelah keluyuran memantau bakat-bakat pemain di pelosok Indonesia. Selain itu, prestasi timnya pun cukup membanggakan,” kata Tondo Widodo, mantan Deputi Sekjen PSSI di Jakarta belum lama ini.

Untung saja pelatih asal Argentina Luis Manuel Blanco itu kemudian tidak mau menangani Timnas Indonesia U-19. Sehingga kita bisa menyaksikan timnas U19 seperti sekarang ini.

Kita sudah memberikan kepercayaan bertahun tahun sejak lama kepada PSSI, bahkan ada beberapa harapan sewaktu dibentuk LPI yang malah berbuntut peperangan 2 organisasi sepakbola yang menghasilkan 2 timnas senior. Begitu besarnya harapan dan lamanya kepercayaan kita, namun tidak pernah diwujudkan oleh prestasi di bawah PSSI! Terakhir mereka menjuarai SEA Games 1991 di Manila, Filipina. Di kualifikasi Piala Dunia, prestasi terbaik hanya diraih ketika Indonesia berhasil lolos ke putaran final. Namun harus kandas di tangan Korea Selatan dengan agregat 1-6.

Di Asian Games, Indonesia berhasil meraih medali perunggu setelah menembus semifinal tetapi kalah dari Kuwait pada partai perebutan tempat ketiga. Pemain pada masa itu yang terkenal adalah Ricky Yakobi. Tendangannya volinya yang mengejutkan lawan ketika Indonesia melawan Uni Emirat Arab dengan jarak yang cukup jauh di luar kotak penalty. Dan Ricky Yacobi sendiri berkomentar mengenai dibatalkannya U19 ikut COTIF :
“Apa pun itu, PSSI harus lebih cermat memilih agenda turnamen internasional agar Tim Garuda Jaya bisa tampil maksimal di Piala AFC U-19. Menghadapi lawan dengan level tinggi Asia, semestinya timnas U-19 mendapat kesempatan beruji coba melawan tim-tim dengan kualitas lebih tinggi. Mereka harus dibiasakan tertekan. Bertanding melawan tim-tim yang kualitasnya relatif setara tidak akan membantu,” ujar Ricky.
Ricky mencontohkan pengalamannya pada 1986 saat tampil membela timnas di Asian Games.

“Sepanjang uji coba, kami mendapat lawan-lawan berkelas dunia. Hasilnya, kepercayaan diri kami meninggi sehingga bisa lolos ke semifinal Asian Games. Tahun berikutnya, kami yang sudah terbiasa bermain di level tinggi, relatif lebih mudah menjadi raja ASEAN di SEA Games,” ujar Ricky.

Jangan gadaikan kepercayaan kami wahai PSSI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun