Industri Kreatif dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri kreatif kerap dikenal dengan sebutan Ekonomi Kreatif, dimana industri ini berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan cipta individu tersebut.
Industri kreatif berperan penting terhadap perekonomian suatu negara. Hal ini kemudian diamini oleh beberapa pihak yang juga mengatakan bahwa “kreativitas manusia adalah sumber daya ekonomi utama”. Sehingga saat ini banyak sektor industri yang lahir dari kreativitas dan inovasi setiap individu. Di Indonesia terdapat berbagai macam sektor yang termasuk dalam industri kreatif dan perkembangan setiap tahunnya yang disinyalir terus meningkat.
Potensi bisnis di bidang industri kreatif yang masih terbuka luas untuk digarap pelaku usaha di Indonesia kemudian menjadi daya tarik bagi Putri Yuli, seorang lulusan Universitas Indonesia jurusan Matematika yang sudah familiar dengan dunia menjahit selama 20 tahun, yang kemudian menggagagas lahirnya sebuah platform online bernama Kostoom.
Kostoom merupakan startup yang bergerak di bidang fashion, yang menyediakan jasa layanan jahit berbasis online yang memudahkan menghubungkan pelanggan dan penjahit tanpa mengharuskan pelanggan untuk keluar rumah.
Kostoom menggunakan konsep economy sharing dalam operasionalnya, dimana Kostoom memberdayakan penjahit rumahan berkualitas untuk mewujudkan mimpi para desainer maupun pengusaha baru fashion di Indonesia.
Startup yang belum berumur satu tahun ini (dibentuk pada Februari 2016 silam) diawali dengan munculnya ide Putri yang miris melihat nasib penjahit rumahan yang jasanya dibayar sangat murah, yakni hanya Rp.6000 untuk sepotong baju, termasuk upah sang Ibu.
“Memang kebanyakan kehidupan para penjahit rumahan kurang sejahtera, di mana setiap orang menggunakan baju, tetapi si pembuat baju sendiri kurang sejahtera,” kata CEO Kostoom, Putri Yuli dikutip dari youngster.id.
Semenjak kecil, ia juga melihat banyak pelanggan ibunya yang datang dari lokasi yang jauh hanya untuk menjahitkan baju di tempat ibunya. Sampai suatu hari, ada seorang pelanggan yang menyarankan untuk memasarkan jasa jahit ibunya secara online. Alasan ini lah yang menginspirasi Putri tidak hanya ingin meng-online-kan ibunya saja tapi juga semua penjahit rumahan yang berkualitas. Tujuan Putri tidak lain dan tidaklah bukan agar para penjahit rumahan ini bisa mendapatkan upah yang lebih layak.
Putri Yuli juga mengatakan bahwa startup yang sedang ia kembangkan saat ini telah meningkatkan pendapatan para penjahit rumahan sejak bergabung dengan Kostoom sebanyak 200%. Walau demikian, ternyata perjalanan Kostoom tidak semudah kelihatannya. Banyak pula tantangan dan rintangan yang dihadapi Putri dan kedua temannya.
Awalnya, sang Ibu sempat menolak Putri untuk membangun startup lantaran ibunya menganggap bahwa Putri hanya membuang-buang waktu dan mengabaikan ijazah perguruan tingginya begitu saja. Terang saja, Ibu Putri memang menginginkan anaknya untuk bekerja sebagai pegawai kantoran dan kurang mengerti apa itu bisnis startup yang kemudian dijelaskan oleh Putri lebih lanjut.
Tidak hanya itu saja, untuk meyakinkan para penjahit rumahan agar mau menggunakan sistem Kostoom itu sendiri, serta mengubah kebiasaan selama ini kalau untuk menjahit pakaian harus bertemu dengan penjahit secara langsung, sedikit menghambat Putri untuk memulai usahanya. Ia pun kemudian melakukan berbagai pendekatan untuk lebih dekat dengan komunitas penjahit dengan mengenalkan media sosial serta manfaatnya kepada mereka.
Usaha yang diyakini akan lebih memudahkan orang untuk menjahit ini, kemudian didirikan oleh Putri dan teman-teman yang pada kenyataannya membuat Putri sempat kewalahan karena dibanjiri oleh banyak pesanan.
Untuk bisa mengakses jasa jahit online, pelanggan hanya dibutuhkan untuk mengunjungi website resmi Kostoom, www.kostoom.com lalu kemudian meng-klik fitur jahit. Dari situ, pelanggan bisa memilih pakaian yang ingin dibuat. Tenang saja, bagi yang memiliki desain sendiri, pelanggan dapat mengirimkan gambar sketsa atau foto dari pakaian yang diinginkan.
Setelah proses pemesanan selesai, selanjutnya akan ada petugas ukur yang akan mendatangi rumah pelanggan tanpa dipungut biaya. Ini hanya berlaku di wilayah seputaran Depok saja. Pengguna di wilayah Jabotabek juga bisa menikmati layanan tersebut, namun dengan tambahan biaya Rp10.000. Bila nantinya pelanggan melakukan pemesanan kedua, ketiga dan seterusnya, pengguna bisa memilih untuk menggunakan ukuran lama mereka, atau melakukan pengukuran ulang.Sementara untuk pelanggan yang berada di luar kota, mereka bisa menyerahkan sendiri bahan kain atau mengirimkannya beserta ukuran.
Kostoom menargetkan pakaian selesai dalam kurun waktu sepuluh hari. Dimana waktu ini dinilai lebih cepat dikarenakan Kostoom memiliki ratusan penjahit yang tersebar di rumah mereka masing-masing. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau yakni berkisar antara Rp.150.000 – Rp.350.000 tergantung tingkat kesulitan masing-masing pakaian. Untuk hasil akhir pakaian, pelanggan tidak perlu khawatir karena Kostoom memiliki layanan quality controluntuk setiap produk dan juga menerapkan sistem samplingterlebih dahulu agar dapat terus menjaga kualitas produk. Apabila pengguna merasa tidak puas dengan pakaian tersebut, Kostoom menjanjikan layanan permak secara gratis, serta jaminan penggantian ongkos jahit dan biaya bahan.
Bagi pengusaha fashion yang tergolong baru, menurut Putri, biasanya jika ingin langsung menjahit di konveksi agak sedikit berat. Lantaran umumnya konveksi menuntut adanya minimum order sebanyak 500 pakaian untuk satu modelnya. Maka dari itu dibuatlah platform ini –Kostoom untuk memberi kesempatan kepada pemain-pemain baru agar bisa mengembangkan usahanya. Kostoom pun menerima pembuatan contoh produk mulai dari hanya dua lusin dengan waktu pengerjaan sekitar dua minggu.
Saat ini, Kostoom memiliki 20 penjahit di kawasan Depok yang telah berpengalaman, setelah sebelumnya diadakan seleksi ketat bagi 300 penjahit rumahan yang mendaftar.
Ke depannya, Putri juga akan menyiapkan fitur ready-to-wear yang memungkinkan pengguna membeli pakaian eksklusif yang hanya dibuat satu buah untuk satu modelnya oleh para penjahit Kostoom. Walaupun baru menerima jahitan khusus untuk pakaian wanita, Kostoom yang masih ingin fokus terlebih dahulu pada satu target pasar tidak memungkiri untuk melebarkan target pasarnya jauh lebih luas lagi.
Kostoom kini pula tengah mengembangkan sebuah sistem di mana nantinya penjahit bisa langsung memilih mana pesanan yang mereka inginkan, persis seperti ketika seorang pengemudi GO-JEK menerima pesanan penumpang.
Kostoom merupakan salah satu dari sembilan startup yang terpilih untuk berkompetisi di Seedstars World Jakarta 2016. Kompetisi yang merupakan hasil kolaborasi antara Seedstars World dengan KIBAR ini memberi kesempatan kepada para startup di Indonesia untuk mendapatkan dana investasi hingga US$ 1 juta beserta jaringan dengan para investor dan mentor dari berbagai negara.
Dalam mendukung pertumbuhan startup lokal di Indonesia, pemerintah menggalakkan program 1000 startup hingga tahun 2020. Sebagai bentuk dukungan terhadap program pemerintah, Gaharu Activation, POPULAR, Arrbey Consulting, dan Azzura Activation berkolaborasi mengadakan kompetisi startup yang bertajuk SPICA Runway.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H