Secercah sinar menyeruak dari balik jendela, seolah menyapa
Ku sibakkan tirai, seperti menyambut
Seketika saling bertemu, bertatap
Aku menatap mu, pun kau menatapku
Ramah, hangat dan lembut
Siapa mampu menolak ?
Sedikit demi sedikit ku relakan menghiasi seisi ruang
Terbayang, betapa bahagia hari-hari seperti ini ?
Sekadar menyapa, menyambut dan memberi senyum
Tak terbendung pendar-pendar sinarmu menerangi, menghiasi
Menjadi pelita ditengah gulita,
melodi dikala sunyi
Ah, sorot itu
Terpancar dari tatap bulatmu, membuatku semakin rindu,
Terlebih senyum berpendarmu itu, saat menyapaku
Selalu
Namun
Perlahan kau beranjak keperaduan
Membawa sinarmu yang masih kurindu
Semakin meredup, redup, lalu menghilang
Meninggalkanku yang masih terpesona, terlena
Kau tahu betapa sulit aku lewati saat-saat seperti ini?
Berbeda denganmu yang mampu berpijar dalam kegelapan
Tanpamu, siapa aku ?
Sebuah titik yang hilangÂ
ditelan kepekatanÂ
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H