Suatu pagi Tjiptadinata terbatuk dan tanpa sadar mengeluarkan darah segar hingga berserakan di lantai. Roselina kebetulan sedang duduk di sebelah.Â
Roselina sangat kaget, wajahnya pucat pasi memandang Tjipta.Â
Lina kemudian memeluk erat Tjipta sambil berkata, "Kita ke dokter, ya sayang."Â
Tjiptadinata menatap istrinya yang terdiam sambil berkata, "Nggak apa-apa. Saya cuma butuh istirahat saja, mungkin kecapaian."
Roselina terdiam beberapa saat baru menyadari tidak punya uang untuk ke dokter. Lalu mengantarkan suaminya ke tempat tidur dan berkata:" Saya mau cari obat-obatan herbal di halaman depan."
Sekitar 30 menit kemudian Roselina kembali dengan membawa berbagai dedaunan yang berkhasiat untuk menyembuhkan batuk darah.Â
Dedaunan tersebut direbus dan airnya diberikan kepada suaminya. Tjiptadinata yang sudah merasa agak baikan kondisinya, siang harinya pamitan ke istrinya untuk pergi mengajar.
Pertolongan Sahabat, Kopi Taman Sari Pengubah Nasib
Bila malam tiba, Tjiptadinata selalu memandangi wajah istri dan putranya yang terlelap. Mereka terlihat pucat dan kurus.Â
Hati Tjiptadinata serasa teriris-iris, merasa bersalah, tidak mampu mencukupi kehidupan keluarga, sehingga tinggal di tengah pasar kumuh yang banyak tikus besar dan kecoa.
Tetapi pada saat itu  pikiran Tjiptadinata menemui jalan buntu untuk mengubah ekonomi yang melarat.