Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Wiraswasta - Sports, Music, Technology Expert

pemerhati olahraga dan musik lagi getol nonton surfing, sport climbing, tenis. very welcome to contact me at bolafanatik(at)gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Novel Kelir dan Prasa Huni Rak Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, Cita-cita Idaman Yon Bayu Kesampaian

10 November 2023   15:47 Diperbarui: 16 November 2023   19:43 774
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel Kelir/sumber: Teras Budaya Jakarta 

Doktor Sunu Wasono memberikan tanggapan setelah membedah isi novel Kelir/foto: Yos Mo 
Doktor Sunu Wasono memberikan tanggapan setelah membedah isi novel Kelir/foto: Yos Mo 

Doktor Sunu Wasono mengapresiasi terbitnya 'Kelir'. Karena menambah khasanah pengetahuan mengenai kebudayaan Jawa. Seperti yang pernah dilakukan oleh penulis Ahmad Thohari yang menerbitkan buku 'Ronggeng Dukuh Paruk'.

Sunu Wasono melihat ada dimensi politik untuk melegitimasi kekuasaan yang terdapat pada cerita buku 'Kelir'.

Kritik disampaikan oleh Sunu Wasono kepada penulis 'Kelir', karena belum menjelaskan secara detil, apa itu 'Sabdo Sejati'? Selain itu, sering terulang kesalahan dalam pemakaian kata yang tidak sesuai kaidah bahasa Indonesia. Hal ini agar diperbaiki oleh Yon Bayu dalam terbitan karya-karya selanjutnya.

Sedangkan novel 'Prasa, Operasi Tanpa Nama' dibedah oleh Isson Khairul, jurnalis senior, pemerhati sastra yang aktif berkegiatan di komunitas Kutu Buku Kompasiana.

Isson Khairul, jurnalis kawakan yang sedang membedah isi novel Prasa / foto: Yos Mo 
Isson Khairul, jurnalis kawakan yang sedang membedah isi novel Prasa / foto: Yos Mo 

Isson Khairul memuji Yon Bayu yang serius memikirkan persoalan bangsa Indonesia terkait HAM yang dituangkan dalam karya sastra berwujud novel 'Prasa'.

Hanya saja, novel ini masih terlalu kaku, terlalu banyak disuguhi data-data peristiwa seperti layaknya berita. Belum lentuk seperti buku novel yang seharusnya.

Hal itu dapat dipahami oleh Isson Khairul karena tahu betul Yon Bayu berlatar belakang jurnalis politik yang terbiasa membuat berita runut. 

Isson Khairul juga mengkritik gaya percakapan tokoh Prasa yang terlalu laki-laki, tidak seperti cara berdialog perempuan pada umumnya.

Bapak Thamrin Dahlan mengenal lama Yon Bayu sebagai penulis opini hebat spesialis bidang politik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun