Retno tidak hanya berorasi, tapi juga menembangkan lagu Jawa. Selaras dengan isi buku 'Kelir' yang kental dengan nuansa kebudayaan Jawa.
Kemudian, Devie Matahari membacakan nukilan novel 'Prasa: Operasi Tanpa Nama' dengan gaya teatrikal.
Devie Matahari bercerita layaknya mendongeng. Dengan lihai mengekspresikan dialog -dialog menarik dalam buku 'Prasa' yang berlatar belakang peristiwa kejahatan yang disembunyikan oleh seorang pensiunan perwira militer.
Yon Bayu Wahyono dalam orasi pertanggung jawaban karya bukunya mengatakan, dirinya menerbitkan novel 'Kelir' dan 'Prasa' untuk menambah khasanah kesusastraan di Indonesia.
Novel 'Kelir' yang covernya memajang ilustrasi dua gunungan wayang berbeda kiblat mengarah ke kiri dan ke kanan, bercerita tentang kegundahan Hamoroto, mantan tentara berpangkat kapten penganut Kejawen.
Hamoroto yang berstatus pemuka kaum Kejawen, pernah sangat percaya akan kebangkitan Majapahit dan agama budi Kapitayan, seperti yang tertera dalam kitab-kitab kuno Jawa.
Namun, keyakinan Hamoroto kepada Kejawen yang dianutnya memudar. Dipicu kekecewaan kepada ramalan-ramalan kitab kuno tentang kedatangan Sabdopalon dan Nayagenggong yang tidak pernah terjadi.
Yon Bayu menyebutkan, novel 'Kelir' yang menceritakan tentang sejarah dan budaya Jawa, intrik-intrik politik, serta pergulatan batin tokoh-tokohnya, bisa jadi adalah representasi dari penulisnya.
Petite histoire dukun-dukun istana pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, salah satu yang melatarbelakangi terciptanya novel 'Kelir'.Â