Turnamen grand slam Wimbledon sedang berlangsung saat ini. Ratusan petenis top dunia sedang berjuang meraih kejayaan di komplek All England Lawn Tennis Club, London.
Aldila Sutjiadi yang ditempatkan sebagai unggulan 13 ganda putri, satu -satunya petenis Indonesia yang tampil di Wimbledon 2023.Â
Aldila lolos hingga babak ketiga ganda putri, dan kemudian mencatatkan sejarah sebagai petenis Indonesia pertama yang menembus semi final ganda campuran Wimbledon.
Sebelum Aldila Sutjiadi, belasan petenis Indonesia pernah merasakan tampil di lapangan rumput Wimbledon.Â
Beberapa dari mereka pernah membuat prestasi mengesankan pada turnamen tenis lapangan rumput ikonik yang telah digelar sejak 1877.Â
Berikut kilas jejak prestasi terbaik petenis Indonesia di turnamen Grand Slam Wimbledon.
Prestasi Menawan Petenis Putri Indonesia di Wimbledon
Sebelum Yayuk Basuki gemilang di era 1990an, ada Lita Liem Sugiarto dan Lanny Kaligis petenis putri Indonesia yang tampil ciamik di Wimbledon pada era 1960an akhir hingga pertengahan 1970an.
Lita Sugiarto dan Lanny Kaligis sukses menembus perempat final Wimbledon di tahun 1971.Â
Lita/Lany langsung main di babak kedua Wimbledon 1971 karena mendapat bye di babak pertama.Â
Lita/Lany di babak kedua menang 3-6, 6-4, 6-3, atas pasangan tuab rumah, Penny Hardgrave/Diane Riste.
Babak perempat final ganda putri Wimbledon dicapai Lita Sugiarto dan Lanny Kaligis setelah menang 6-4, 6-3, atas pasangan dari Argentina, Rachael Giscafre/Anna Maria Pinto Bravo.
Kiprah Lita/Lanny terhenti di babak 8 besar Wimbledon 1971 setelah kalah 1-6, 3-6, melawan unggulan pertama dari Amerika Serikat, Rosie Casals/Billie Jean King.
Lita Liem Sugiarto juga mencapai babak ketiga tunggal putri Wimbledon 1972 setelah menang atas Marijke Schaar dan Lesley Charles.
Lany Kaligis sempat tampil di babak kedua Wimbledon 1973 dan 1975, karena mendapat bye di babak pertama.Â
Petenis putri Indonesia lainnya, Yolanda Sumarno, main di babak kualifikasi Wimbledon 1975 dan 1977.
Prestasi gemilang Lita Liem Sugiarto dan Lanny Kaligis di nomor ganda putri Wimbledon, 25 tahun kemudian disamai oleh Yayuk Basuki.
Yayuk Basuki menembus perempat final ganda putri Wimbledon 1996Â berstatus sebagai unggulan 12, berpasangan dengan petenis Belanda, Caroline Vis.
Yayuk/Caroline dalam perjalanan menembus perempat final Wimbledon 1996 berturut-turut mengalahkan Julie Pullin/Lorna Woodroffe, Julia Lutrova/Tamarine Tanasugarn, Nicole Arendt/Manon Bollegraf.
Yayuk Basuki/Caroline Vis di perempat final Wimbledon 1996 kalah oleh duet petenis legendaris Gigi Fernandez/Natasha Zvereva.
Gigi Fernandez adalah pemegang 17 titel juara ganda putri turnamen grand slam. Zvereva bahkan pernah 18 kali juara ganda putri grand slam.
Prestasi Yayuk Basuki diteruskan oleh Angelique Widjaja yang hingga dua kali menembus perempat final ganda putri Wimbledon pada tahun 2003 dan 2004.
Angelique Widjaja di Wimbledon tahun 2003 dan 2004 berduet dengan pemain putri asal Venezuela, Maria Vento-Kabchi
Angelique/Maria Vento yang tak diunggulkan di Wimbledon 2003, mencapai babak delapan besar setelah berturut-turut menang atas Gisela Dulko/Maria Emilia Salerni, Jelena Dokic/Nadia Petrova, dan Milagros Sequera/Mashona Washington.
Kiprah Angelique/Maria Vento terhenti di perempat final Wimbledon 2003 setelah kalah rubber set 6-3, 2-6, 1-6, melawan unggulan 15 dari Rusia, Elena Dementieva/Lina Krasnoroutskaya.
Karena prestasi yang melonjak tinggi, Angelique Widjaja/Maria Vento-Kabchi ditempatkan sebagai unggulan 8 di Wimbledon 2004.
Angelique/Maria Vento berhasil mengulangi prestasi ke perempat final Wimbledon, setelah mengalahkan satu-persatu, Asa Svensson/Meilen Tu, Wynne Prakusya/Tamarine Tanasugarn, Tatiana Golovin/Mary Pierce.
Perjalanan Angelique Widjaja dan Maria Vento-Kabchi berakhir di Wimbledon 2004 setelah takluk 7-5, 4-6, 3-6, melawan unggulan pertama Virginia Ruano Pacual/Paola SuarezÂ
Wynne Prakusya, petenis kelahiran Surakarta, rutin tampil di Wimbledon dari tahun 2000 hingga 2004.Â
Prestasi terbaik Wynne di Wimbledon ketika mencapai babak ketiga ganda putri tahun 2002.Â
Wynne Prakusya yang berpasangan dengan petenis Taiwan, Janet Lee, mencapai babak ketiga Wimbledon 2002 setelah menang atas Tathiana Garbin/Angelique Widjaja dan Tatiana Perebiynis/Tatiana Poutchek.
Setelah era Wynne Prakusya dan Angelique Widjaja, butuh hampir dua dekade buat Indonesia untuk memiliki wakil pemain putri di Wimbledon lewat kehadiran Aldila Sutjiadi.
Yayuk Basuki membuat sejarah sebagai petenis tunggal Indonesia pertama yang menembus perempat final Wimbledon
Yayuk Basuki mencapai perempat final tunggal putri Wimbledon di tahun 1997, setelah berturut-turut mengalahkan Ai Sugiyama (Jepang), Innes Gorochategui (Argentina), Naoko Kijimuta (Jepang), dan Patricia Hy-Boulais (Kanada).
Kiprah Yayuk Basuki di Wimbledon 1997 terhenti di perempat final setelah takluk 3-6, 3-6, melawan Jana Novotna (Ceko).
Jana Novotna kemudian lanjut terus hingga ke final Wimbledon 1997, hingga akhirnya kalah melawan Martina Hingis. Setahun berselang Jana Novotna menjadi juara Wimbledon setelah di final menang lawan Nathalie Tauziat.
Yayuk Basuki di tahun 1997 memperbaiki prestasi menawannya di Wimbledon yang sebelumnya sampai babak keempat di tahun 1992, 1993, 1994, dan 1995..
Yayuk Basuki kemudian tampil dua kali lagi di nomor tunggal putri Wimbledon pada tahun 1998 dan 2000, namun hanya sampai babak ketiga.Â
Lapangan rumput Wimbledon adalah sahabat akrab buat Yayuk Basuki. Betapa hebatnya prestasi Yayuk Basuki di masa lalu dapat kita simak dari statistik ini.
Statistik Yayuk Basuki di babak utama tunggal putri Wimbledon adalah 22 menang, 9 kalah. Plus hasil sekali menang dan sekali kalah di babak kualifikasi saat melakukan debut di Wimbledon 1990.
 6 dari 9 petenis yang mengalahkan Yayuk Basuki di babak utama Wimbledon adalah pemain legendaris pemegang titel juara grand slam, yaitu Steffi Graff, Martina Navratilova, Conchita Martinez, Monica Seles, Jana Novotna, dan Jennifer Capriati.
Setelah era Yayuk Basuki, ada Wynne Prakusya dan Angelique Widjaja yang berhasil menembus babak utama tunggal putri Wimbledon. Keduanya sukses melaju ke babak 2 Wimbledon 2002.Â
Wynne Prakusya di babak pertama Wimbledon 2002 menang mudah 6-0, 6-2, atas petenis Kanada, Jana Nejedly. Wynne kalah 4-6, 6-2, 1-6,
Angelique Widjaja ke babak kedua tunggal putri Wimbledon 2002 setelah menang 6-0, 6-2, atas pemain Israel, Anna Smashnova. Di babak kedua Angelique kalah 6-7 (2-7), 5-7, melawan Meilen Tu.
Setahun berselang Angelique Widjaja kembali masuk babak kedua Wimbledon, setelah menang 7-5, 6-1, atas Evgenia Kulikovskaya.Â
Pada babak berikutnya, Angelique kalah 6-7 (3-7), 3-6, melawan unggulan 29, Nadia Petrova.
Di Wimbledon 2004, Angelique Widjaja langsung tersingkir di babak pertama, kalah oleh Mashona Washington.Â
Setelah tahun 2004, hingga kini belum ada lagi petenis tunggal putri Indonesia yang main di babak utama Wimbledon.
'Little" Liep Tjiauw Tan, Pionir Indonesia di Grand Slam
Sepanjang sejarah, hanya satu petenis tunggal putra Indonesia yang pernah tampil di babak utama Wimbledon, yaitu Liep Tjiauw Tan.
Liep Tjiauw Tan yang akrab dijuluki dengan nama "Little Tan" karena perawakannya, melakukan debut di Wimbledon pada tahun 1953. Dialah petenis Indonesia pertama yang tampil di ajang grand slam.
Liep Tjiauw Tan menuai kemenangan di babak pertama Wimbledon 1953. Menang 6-4, 5-7, 1-6, 6-3, 6-2, atas petenis Sri Lanka, Douglas Herman Scharenguivel.
Pada babak kedua, Little Tan tak kuasa menghadapi petenis top dunia asal Belgia, Philippe Washer. Liep Tjiauw Tan kalah 0-6, 3-6, 3-6.
Little Tan kemudian tampil di babak pertama Wimbledon 1955. Sayangnya langsung kalah 2-6, 5-7, 6-4, 2-6, melawan pemain Austria, Hans Riedl.
Petenis asal Bandung, Ketje Soedarsono, tampil di babak pertama kualifikasi tunggal putra Wimbledon 1955. Namun, Ketje langsung kalah 4-6, 0-6, 4-6, melawan pemain tuan rumah, Eddie Ford.
Ketje Soedarsono berduet pula dengan Liep Tjiauw Tan di Wimbledon 1955. Tapi mereka langsung kalah di pertandingan ketuga kualifikasi ganda putra.Â
Ketje/Tan di babak kualifikasi sempat menang lawan Geoff Emmett/JS Ross dan Gordon Mudge/PT Vercueil. Lalu kalah oleh Reg Kaley/Francis Wallis.
Ada empat petenis tunggal putra Indonesia lainnya yang pernah tampil dalam pertandingan kualifikasi Wimbledon, namun gagal melangkah ke babak utama.Â
Sutarjo Sugiarto memenangkan pertandingan babak pertama kualifikasi Wimbledon tahun 1970.Â
Tiga tahun sebelumnya Sutarjo Sugiarto kalah lawan petenis Jamaika, Lance Lumsden, di babak pertama kualifikasi Wimbledon.
Sutarjo Sugiarto mengalahkan petenis tuan rumah Inggris, Geoffrey Bluett, dalam pertarungan lima set yang berkedudukan 6-8, 2-6, 6-2 6-3, 6-0.
Sayangnya, Sutarjo Sugiarto kalah 1-6, 2-6, 2-6, di babak kedua kualifikasi Wimbledon 1970 melawan petenis Amerika, Dick Bohrnstedt.Â
Petenis tunggal putra Indonesia lainnya, Atet Wijono, juga tampil di babak kualifikasi Wimbledon 1970.
Namun, Atet Wijono langsung kalah 1-6, 3-6, 1-6, di babak pertama kualifikasi melawan petenis Australia, John Bartlett.
Atet Wijono dan rekannya, Gondo Widjojo, mendapat kesempatan tampil di babak kualifikasi Wimbledon 1971. Namun keduanya langsung tersingkir di babak pertama.
Atet Wijono kalah 4-6, 2-6, 3-6, melawan pemain dari Italia, Corraido Barazzutti.Â
Gondo Widjojo takluk 6-2, 3-6, 6-4, 4-6, 4-6, melawan pemain Australia, Andrew Rae.
30 tahun kemudian baru ada lagi petenis tunggal putra Indonesia yang tampil di Wimbledon, yaitu Suwandi SalimÂ
Suwandi berhasil memenangkan pertandingan babak pertama kualifikasi Wimbledon 2001, mengungguli petenis Ceko, Jan Herrnych, dengan skor 6-1, 6-7 (3-7), 6-3.
Suwandi gagal melaju ke babak utama Wimbledon karena di babak kedua kualifikasi kalah 4-6, 4-6, oleh petenis Afrika Selatan, Justin Bower.
Christopher Rungkat petenis putra Indonesia terakhir yang main di Wimbledon.
Rungkat tampil di ganda putra dan ganda campuran Wimbledon 2019.
Rungkat di ganda putra berduet dengan pemain Taiwan, Hsieh Cheng-peng. Meeeka langsung kalah di babak pertama menghadapi unggulan 14 dari Austria, Oliver Marach/Juergen Melzer.
Pencapaian lebih baik dibuat Christopher Rungkat di ganda campuran Wimbledon 2019. Rungkat bersama Shuko Aoyama dari Jepang, menang 1-6, 6-4, 6-4, lawan Nicolas Mahut/Alize Cornet.Â
Di babak berikutnya, Rungkat/Aoyama kalah 5-7, 4-6, oleh unggulan 6 Nikola Mektic/Alicja Rosolska.
66 tahun sebelumnya, Liep Tjiauw Tan bersama petenis Afrika Selatan , Maureen Reeves, mencapai babak ketiga ganda campuran Wimbledon 1953.
Tan/Reeves yang mendapatkan bye di babak pertama, menang di babak kedua melawan Jacques Brichant/Janine De RidderÂ
Little Tan/Maureen Reeves di babak ketiga kalah 4-6, 4-6, melawan Johann Kupferburger/Lucille Van Der Westhuizen.Â
Pencapaian Liep Tjiauw Tan di nomor ganda campuran Wimbledon, berhasil dilampaui oleh Yayuk Basuki pada tahun 1997.
Yayuk Basuki dan rekan duet dari Belanda, Tom Nijssen, menembus perempat final Wimbledon 1997Â usai menang atas unggulan 11 Libor Pimek/Sabine Appelmans di babak pertama.
Dilanjutkan menang atas Mark Keil/Ginger Helgeson.pada babak kedua. Dan menang atas David Adams/Alexandra Fusai di babak ketiga.
Unggulan 4 asal Ceko, Cyril Suk/Helena Sukova, yang menghentikan kiprah Yayuk Basuki/Tom Nijssen di perempat final. Cyril Suk/Helena Sukova akhirnya menjadi juara.
Prestasi Yayuk Basuki mencapai perempat final ganda campuran Wimbledon akhirnya dilampaui oleh Aldila Sutjiadi yang mencapai semi final pada tahun 2023.
Sementara itu, Wynne Prakusya di tahun 2002, sampai hingga babak ketiga ganda campuran Wimbledon, bersama rekan duetnya dari Afrika Selatan, David Adams.
Wynne/David di Wimbledon 2002 berturut-turut mengalahkan Petr Luxa/Natalie Grandin dan David Rikl/Tathiana Garbin. Lalu kalah melawan Johan Landsberg/Asa Svensson.
(Data dalam artikel disusun dari sumber resmi kredibel, Wimbledon Archives, ITF, WTA Tennis, dan ATP Tour)
(Referensi statistik di Wimbledon dan profil Lita Liem Sugiarto, Lanny Kaligis, Yolanda Sumarno, Yayuk Basuki, Wynne Prakusya, Angelique Widjaja, Liep Tjiauw Tan, Ketje Soedarsono, Sutarjo Sugiarto, Atet Wijono, Gondo Widjojo, Suwandi, Christopher Rungkat, Aldila Sutjiadi)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H