Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Editor - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Dunia Belum Berakhir bagi Praveen dan Melati Usai Didepak PBSI, Mencontoh Pengalaman Sinyo dan The Daddies

30 Januari 2022   13:44 Diperbarui: 30 Januari 2022   13:48 832
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melati dan Praveen terdepak dari pelatnas/foto: PBSI

Dunia belum berakhir bagi pasangan Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti paska didepak dari pelatnas PBSI di awal tahun 2022.

Praveen/Melati yang kini menempati ranking 5 dunia, di waktu mendatang akan didukung oleh PB Djarum untuk bisa bangkit kembali di ajang internasional, setelah terpuruk pada tahun 2021. 

PraMel harus belajar dari pengalaman pemain lain yang bisa bangkit kembali setelah hengkang dari pelatnas PBSI.

Pengalaman Marcus Fernaldi Gideon yang akrab disapa Sinyo, serta pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan yang berjuluk The Daddies, harus dicontoh oleh PraMel.

Sinyo Pernah Kabur dari PBSI, Kini Pemain Ganda Terbaik Dunia 

Marcus Fernaldi Gideon kini adalah pemain ganda putra terbaik dunia, bersama pasangannya Kevin Sanjaya Sukamuljo. 

"The Minion"Marcus dan Kevin/ foto: bwfnadminton.com

Marcus/Kevin yang dijuluki The Minion menjadi ganda putra nomor 1 dunia sejak bulan Maret 2017 hingga sekarang. The Minion sudah meraih puluhan gelar juara di ajang internasional.

Bergelimang prestasi, siapa yang menduga kalau Marcus Gideon dulu sempat kabur dari pelatnas PBSI karena berkonflik dengan pelatih. 

Sinyo kabur dari pelatnas di awal tahun 2013 karena kecewa dengan keputusan tim pelatih.

Marcus dan pasangannya Agripina Prima Rahmanto yang saat itu berperingkat 28 BWF, tidak jadi diberangkatkan PBSI ke turnamen elit All England Open. 

Akibatnya Sinyo ngambek, dan memutuskan untuk main di luar pelatnas. Keputusan Marcus sempat membuat Agripina Prima terkejut.

Cabut dari pelatnas, Sinyo memutuskan untuk main di dua nomor. Dia berpartner dengan Andre Adistia di ganda putra, dan berduet dengan Aprilsasi Putri Variella di nomor ganda campuran. 

Namun, prestasi Marcus dan rekan duetnya yang baru tidak menggembirakan setelah tampil bareng di lima turnamen. 

Marcus Gideon lalu menerima ajakan Markis Kido untuk berduet pada ajang China Master di bulan September 2013.

 Markis Kido adalah pemenang medali emas Olimpiade 2008 bersama Hendra Setiawan. 

Namun, Kido terpaksa mundur dari pelatnas pada tahun 2009, karena punya masalah kesehatan hipertensi.

Setelah sebulan duet dan tampil di empat turnamen, Marcus/Markis membuat prestasi memukau dengan menjadi juara French Open Superseries.

Kenangan manis saat Markis Kido & Marcus Gideon juara/foto: allenglandbadminton.com
Kenangan manis saat Markis Kido & Marcus Gideon juara/foto: allenglandbadminton.com

Prestasi Marcus Gideon/Markis Kido setelahnya semakin trengginas. 

Mereka tembus semifinal All England Open bulan Maret 2014 sebelum dikalahkan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. 

Lalu menjadi juara Indonesia Masters Grand Prix Gold pada bulan September 2014. 

Markis/Marcus di final menang di final atas Kevin Sanjaya/Selvanus Geh yang saat itu berstatus sebagai pemain pelatnas.

Berprestasi di luar pelatnas membuat PBSI memanggil kembali Marcus Gideon untuk ambil bagian di pelatnas tahun 2015.

Marcus kemudian dipasangkan dengan eks lawannya Kevin Sanjaya Sukamuljo. 

Saat itu Kevin sedang tak punya rekan duet. Karena Selvanus Geh keluar pelatnas akibat sakit paru-paru.

Turnamen bergengsi All England Open 2015 jadi ajang debut duet Marcus dan Kevin. Kiprah mereka lumayan baik. Mampu mencapai babak perempat final. 

Setelah turun tampil bersama di 11 turnamen, Marcus/Kevin mengecap gelar juara pertama di turnamen Chinese Taipei Grand Prix.

Setelahnya, seperti yang kita ketahui bersama, sederet titel juara berhasil diraih The Minion.

Pengalaman Sinyo Marcus Gideon yang tetap berprestasi walau di luar pelatnas, dapat dijadikan sebagai pelajaran oleh PraMel. 

Belajar Membangun Ulang Chemistry dari The Daddies

Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pernah tiga kali menjadi juara dunia ganda putra. 

Tapi, mereka pernah mengalami masa-masa berat karena kehilangan chemistry, saat bertanding. Hal itu faktor yang membuat Ahsan/Hendra terpuruk di Olimpiade 2016.

Karena sudah tidak lagi nyaman berduet, Hendra dan Ahsan memutuskan bercerai di akhir tahun 2016.

M.Ahsan dan Hendra Setiawan  pernah bercerai karena sempat hilang chemistry/foto: PBSI
M.Ahsan dan Hendra Setiawan  pernah bercerai karena sempat hilang chemistry/foto: PBSI

Hendra Setiawan lalu memutuskan berkarier sebagai pemain pro di tahun 2017. Hendra mengajak duet mantan lawan bebuyutan dari Malaysia, Tan Boon Jeong.

Prestasi Tan/Hendra tidak menggembirakan. Pencapaian terbaik mereka hanya jadi finalis turnamen Australian Open Superseries.

Mohammad Ahsan yang bertahan di pelatnas, kemudian berpasangan dengan Rian Agung Saputro. 

Prestasi fenomenal sempat dibuat Ahsan/Rian menjadi runner-up Kejuaraan Dunia.

Di awal tahun 2018, PBSI memanggil kembali Hendra Setiawan untuk menjadi pemain magang di pelatnas. 

Hendra Setiawan sekembalinya ke pelatnas sempat dipasangkan dengan Rian Agung Saputro di turnamen Indonesia Masters.

Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan akhirnya rujuk berpasangan di ajang India Open. Mereka mencapai semi final India Open sebelum kalah dari The Minion Marcus/Kevin 

Setelah tampil bersamaan di beberapa turnamen, chemistry antara Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan terbangun kembali. 

Hingga akhirnya The Daddies bisa membuat prestasi besar menjadi pemenang All England Open, BWF World Tour Finals, dan Kejuaraan Dunia tahun 2019.

Padahal status The Daddies sudah bukan sebagai pemain tetap pelatnas sejak 2019. 

Mereka sudah memutuskan tampil sebagai pemain profesional dengan bantuan sponsor. Hanya berlatih sebagai sparing partner bagi pemain pelatnas PBSI 

Belajar dari pengalaman The Daddies itu, Praveen Jordan dan Melati Daeva pasti bisa untuk membangun kembali chemistry yang harmonis di antara mereka berdua yang sempat hilang. 

Chemistry PraMel harus dibangun ulang/foto: bwfbadminton.com
Chemistry PraMel harus dibangun ulang/foto: bwfbadminton.com

Duet PraMel harus punya motivasi yang kuat untuk mempertahankan reputasi sebagai salah satu ganda campuran terbaik di dunia saat ini, meski sudah tidak lagi disokong oleh PBSI. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun