Kejayaan Mohammad Sarengat membuat gempar. Dalam reportase yang ditulis oleh Harian Merdeka, Sarengat disebut  sebagai orang yang pantang menyerah dan membuat nama Indonesia menjulang  tinggi di kancah internasional.
Gurnam Singh, atlet keturunan India asal Medan yang saat bertanding memakai turban di kepala, merebut perunggu nomor lari jarak jauh 10000 meter.Â
Pelari putri Soewatini mendapat perunggu lari jarak menengah 800 meter. Kuartet sprinter putri Soeratmi, Ernawati, W.Tomasoa dan Wiewiek Mahwijar berhasil meraih perunggu lari estafet 4 x 100 meter.
Tradisi Emas Dikembalikan oleh Atlet Wanita IndonesiaÂ
Sprinter putri Carolina Rieuwpassa sempat membuat pencapaian gemilang di Asian Games tahun 1970 dengan meraih dua medali perunggu pada nomor lari 100 dan 200 meter. Empat tahun sebelumnya, kuartet sprinter Soepardi, Agus Sugiri, Bambang Wahjudi, Jootje Pesak Oroh, merebut perak lari estafet 4 x 100 meter putra.
Pasca kejayaan Sarengat, emas Asian Games dari cabor atletik akhirnya bisa direbut kembali oleh Indonesia setelah menanti selama 36 tahun. Supriati Sutono mengembalikan tradisi emas atletik Indonesia di Asian Games 1998. Saat itu Supriati Sutono memenangkan final lari jarak jauh 5000 meter dengan catatan waktu 15 menit 54,45 detik.Â
Maria Natalia Londa sukses merebut emas lompat jauh di Asian Games 2014 yang berlangsung di Incheon, Korea Selatan. Di final, Maria Londa melompat sejauh 6,55 meter. Keberhasilan Maria Natalia Londa merebut emas diluardugaan banyak pihak, karena pesaingnya adalah pelompat jauh wakil tuan rumah Jung Soon-ok yang merupakan juara Asian Games tahun 2010.Â
BACA JUGA: PROFIL MARIA NATALIA LONDAÂ