Karena film '3 Srikandi' yang dibintangi pemain ternama Reza Rahardian, Bunga Citra Lestari, Tara Basro dan Chelsea Islan, generasi masa kini mulai mengenal peristiwa bersejarah yang dibuat oleh tiga pemanah putri di Olimpiade Seoul tahun 1988.
Tanggal 1 Oktober 1988, tiga srikandi pemanah, Nurfitriyana Saiman Lantang, Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani meraih medali perak panahan beregu di Olimpiade Seoul. Mereka mempersembahkan medali pertama bagi Indonesia dalam ajang olimpiade.Â
Momen bersejarah tersebut dicapai oleh Nurfitriyana-Lilies-Kusuma melalui proses yang tidak mudah. Mereka menggapai kejayaan setelah ditempa dengan latihan keras dibimbing pelatih Donald Pandiangan.Â
9 panah terakhir yang menjadi alat terciptanya sejarah medali perdana olimpiade bagi Indonesia. Berikut saya ceritakan detil bagaimana proses Nurfitriyana-Lilies-Kusuma menjadi runner up beregu panahan putri Olimpiade Seoul.
ATLET TIDAK TERKENAL PEMBUKA SEJARAH
Indonesia mengikuti Olimpiade 1988 Seoul membawa 29 atlet dari 11 cabang olahraga. Pada masa itu olahraga tenis, atletik dan tinju sedang digemari masyarakat Indonesia.Â
Mardi Lestari, Yayuk Basuki, Suharyadi, Donald Wailan Walalangi, Adrianus Taroreh merupakan nama-nama atlet terkenal yang mengikuti Olimpiade 1988.Â
Sedangkan Nurfitriyana Saiman Lantang, Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani sama sekali tidak terkenal sebelum meraih medali perak olimpiade. Malahan pelatih Donald Pandiangan yang namanya lebih beken. Donald Pandiangan pernah ikut Olimpiade tahun 1976 dan 1984.Â
Dua pekan sebelum trio srikandi meraih medali perak, Indonesia nyaris mendapatkan medali olimpiade dari cabang angkat besi. Lifter putra Dirja Wihardja menempati peringkat 4 kelas Bantamweight 56 kilogram.Â
PROSES SEJARAH MEDALI PERAK OLIMPIADE TRIO SRIKANDIÂ
Kategori lomba panahan beregu baru pertama kali dipertandingkan di Seoul dalam olimpiade modern. Pemanah putri Indonesia tidak diperhitungkan dalam persaingan di Olimpiade 1988.Â
Saat itu ada trio pemanah Korea Selatan yang menyapu bersih medali nomor individual. Ada pula duet pemanah Tiongkok, Ma Xiangjun dan Yao Yawen, pemenang dan ranking 3 Kejuaraan Dunia Panahan tahun 1987.Â
Ikut serta pula trio pemanah Uni Soviet yang merupakan pemenang beregu Kejuaraan Dunia Panahan 1987. Terdapat pula tim putri Amerika Serikat yang sudah sering menjadi juara dunia.Â
Kiprah trio srikandi Indonesia di Olimpiade Seoul dimulai pada tanggal 27 September. Lomba panah digelar di Hwarang Archery Field.Â
Nurfitriyana-Lilies-Kusuma mengawali kiprah mengikuti preliminary ranking round nomor individual. Saat itu ada 62 pemanah putri yang berkompetisi. Hanya 24 pemanah yang membuat poin tertinggi berhak lolos ke babak berikutnya.Â
Jumlah total poin yang dibuat Nurfitriyana-Lilies-Kusuma dalam preliminary ranking round nomor individual bakal diperhitungkan ke dalam nomor beregu. Saat itu ada 15 negara yang ikut lomba beregu putri.Â
Setiap pemanah yang tampil dalam preliminary ranking round nomor individual diberikan kesempatan membidik 144 anak panah dari jarak 30 meter, 50 meter, 60 meter, 70 meter.Â
1440 jumlah poin maksimal yang bisa diraih setiap pemanah. Setiap anak panah yang mengenai lingkaran tengah bulls eye (papan target) mendapat poin maksimal 10.Â
Nurfitriyana Saiman Lantang sukses membuat 1258 poin, sehingga menempati ranking 12 preliminary ranking round nomor individual. Nurfitriyana berhak lolos ke babak berikutnya.Â
Kusuma Wardhani lolos juga ke babak berikutnya setelah meraih 1239 poin (ranking 20). Sedangkan Lilies Handayani hanya menempati ranking 30 dengan perolehan 1223 poin, sehingga gagal ke fase berikutnya.Â
Kusuma Wardhani akhirnya tersingkir di babak kedua nomor individual setelah hanya menjadi ranking 19 dari 24 peserta. Sedangkan Nurfitriyana Lantang sukses melaju hingga ke babak semifinal nomor individual.Â
Jumlah 3720 (hasil 1258+1239+1223) poin yang dibuat Nurfitriyana-Lilies-Kusuma dalam preliminary ranking round membawa Indonesia menempati peringkat 5 kualifikasi nomor beregu.Â
Jumlah poin Indonesia hanya kalah dari Korea Selatan, Uni Soviet, Chinese Taipei dan Amerika Serikat.Â
Tim beregu putri Indonesia sukses melaju ke fase semifinal. Sedangkan tim Finlandia, Turki dan Jepang tersisih.
poin kualifikasi panahan beregu putri Olimpiade 1988
- (1) Korea Selatan 3925 poin; (2) Uni Soviet 3818 poin
- (3) Chinese Taipei 3749 poin; (4) Amerika Serikat 3742 poin
- (5) Indonesia 3720 poin; (6) Jerman Barat 3702 poin
- (7) Britania Raya 3692 poin; (8) China 3683 poin
- (9) Polandia 3681 poin; (10) Swedia 3662 poin
- (11) Prancis 3653 poin; (12) Mongolia 3626
- (13) Finlandia 3593 poin; (14) Turki 3590 poin
- (15) Jepang 3567 poinÂ
Di fase semifinal beregu, setiap pemanah diberikan kesempatan 40 kali menembak anak panah. Trio srikandi Indonesia tampil gemilang mendulang total 975 poin sehingga menempati ranking 4 dan berhasil lolos ke babak final.Â
Dalam fase semifinal ini, tim kuat Chinese Taipei dan China tersingkir.Â
poin semifinal panahan beregu putri Olimpiade 1988
- (1) Korea Selatan 1000 poin; (2) Amerika Serikat 988 poin
- (3) Uni Soviet 978 poin; (4) Indonesia 975 poin
- (5) Britania Raya 962 poin; (6) Jerman Barat 953 poin
- (7) Prancis 950 poin; (8) Swedia 949 poin
- (9) China 948 poin; (10) Polandia 945 poin
- (11) Chinese Taipei 939 poin; (12) Mongolia 912 poin
Sebelum tampil di babak final, trio srikandi Indonesia belum diperhitungkan sebagai kandidat peraih medali.Â
4 dari 7 negara pesaing di final Olimpiade 1988 merupakan pemegang gelar juara dunia panahan beregu putri, yakni tim tuan rumah Korea Selatan, Amerika Serikat, Uni Soviet, Britania Raya.Â
Ada pula tim beregu Prancis yang merupakan ranking 3 Kejuaraan Dunia Panahan tahun 1987.Â
Tak diunggulkan, tiga srikandi Indonesia tampil tanpa beban di final Olimpiade 1988 yang berlangsung pada tanggal 1 Oktober. Mereka dengan mantap penuh percaya diri mendulang banyak poin.Â
Trio Nurfitriyana-Lilies-Kusuma sukses mendulang total 952 poin, menyamai jumlah poin pemanah Amerika Serikat, mengalahkan jumlah poin Uni Soviet dan Britania Raya.Â
Hanya trio pemanah putri Korea Selatan yang mampu melampaui perolehan poin Indonesia. Sejarah besar tercipta, medali pertama olimpiade untuk Indonesia.
Karena jumlah poin sama, trio pemanah Indonesia dan Amerika Serikat diadu lagi dalam sesi tie-breaker.Â
9 panah terakhir yang dilepaskan srikandi Indonesia mendulang 72 poin, sedangkan lawan mereka hanya membuat 67 poin.Â
Nurfitriyana Saiman Lantang, Lilies Handayani dan Kusuma Wardhani sukses menjadi runner up, mempersembahkan medali perak Olimpiade perdana buat Indonesia.Â
Perolehan poin final panahan beregu putri Olimpiade 1988
- (1) Korea Selatan 982 poin
- (2) Indonesia 952(+72) poin
- (3) Amerika Serikat 952(+67) poin
- (4) Uni Soviet 951 poin
- (5) Britania Raya 933 poin
- (6) Jerman Barat 931 poin
- (7) Swedia 930 poin; (8) Prancis 898 poin
Sejarah medali perak olimpiade yang diraih tiga srikandi pemanah mengharumkan nama Indonesia dalam kancah olahraga internasional. Keberhasilan mereka menjadi perintis tradisi medali Indonesia dalam ajang olimpiade.Â
Sekilas penampilan tiga srikandi Indonesia dalam panahan beregu Olimpiade 1988 Seoul dapat anda lihat dalam video rilisan World Archery berikut. Trio srikandi Indonesia ada dalam video sejak menit 21:05.
ARTIKEL TERKAITÂ
- Potensi Besar Arjuna-Srikandi Panahan Indonesia Raih Medali Olimpiade
- Trio Srikandi Pemanah Indonesia Ranking 3 Piala Dunia di Antalya
- Inilah Jadwal Pertandingan Atlet Indonesia di Olimpiade 2016
- Kuartet Atlet Indonesia Buat Hattrick di Olimpiade Rio 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H