Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Editor - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Tanpa Rafa, Meksiko Porak-poranda oleh La Roja

19 Juni 2016   15:22 Diperbarui: 25 Juni 2016   17:35 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
peluang Chile ke gawang Meksiko/ ilustrasi: mlssoccer.com

Hari ini penggemar sepak bola niscaya terhibur dengan berlimpahnya gol dalam dua pertandingan perempat final Copa America Centenario. Dalam pertandingan di Gillette Stadium, Massachusetts, Argentina habisi Venezuela dengan skor 4-1. Di Levi’s Stadium, California, juara bertahan Chile pesta tujuh gol tanpa balas ke gawang Meksiko. 

Berlimpahnya gol dalam pertandingan babak 8 besar Copa America Centenario hari ini, sudah pasti menjadi kesedihan mendalam bagi puluhan juta rakyat Meksiko. Siapa yang menduga, Meksiko yang perkasa di fase grup, luluh lantak dalam babak perempat final. 

Tujuh gol bersarang ke gawang Meksiko  yang dijaga Guillermo Ochoa, empat gol dibuat oleh Eduardo Vargas. Ini menjadi kekalahan terburuk yang diderita Meksiko dalam turnamen resmi internasional. 

Ada banyak faktor yang membuat Meksiko mengalami kekalahan besar. Penampilan impresif trio Eduardo Vargas, Alexis Sanchez dan Edson Punch jadi salah satu alasan Meksiko kebobolan banyak gol. Namun, Meksiko bisa terhindar dari kekalahan memalukan ini, seandainya saja kapten Rafael Marquez tampil main. 

ADA RAFA, MEKSIKO DIGDAYA

Beberapa hari yang lewat, saya membuat artikel khusus membahas Rafael Marquez. Saya membuat ulasan betapa vital peran Rafael Marquez di timnas Meksiko. Karena kehebatan permainan dan ketampanan parasnya tak lekang walau sudah berusia 37 tahun, saya menganggap Rafa Marquez sebagai kapten macho bagi Meksiko. 

Dalam pertandingan perdana Meksiko di Copa America Centenario, Rafael Marquez menjadi inspirator kemenangan. Meksiko sempat di atas angin karena bek Uruguay membuat gol bunuh diri pada menit keempat. Pada pengujung babak pertama, Uruguay tampil dengan 10 pemain karena Matias Vecino terkena kartu merah.

Unggul jumlah pemain, Meksiko malah kesulitan membongkar lini pertahanan Uruguay. Menit ke-74, Uruguay malah mampu menyamakan skor lewat gol Diego Godin. 

Dalam situasi krisis yang sedang dialami oleh Meksiko diserang gencar oleh lawan, Rafael Marquez mampu menjadi pahlawan protagonis buat negaranya. Di sentral pertahanan, Rafa berhasil meredam 'keganasan' striker haus gol Uruguay, Edinson Cavani. 

selebrasi gol Rafa Marquez usai jebol gawang Uruguay/ foto: getty images/Omar Vega/CON
selebrasi gol Rafa Marquez usai jebol gawang Uruguay/ foto: getty images/Omar Vega/CON
Di pengujung babak kedua, Rafael Marquez membawa Meksiko unggul kembali lewat gol sepakan jarak dekat. Meksiko kembali berada di atas angin karena gol Rafa. Hingga akhirnya, pada masa injury time babak kedua Meksiko menambah gol lagi lewat sundulan Hector Herrera. Meksiko memenangkan pertandingan dengan skor 3-1, Rafael Marquez mendapat penghargaan 'Man of the Match'

Rafael Marquez melanjutkan permainan gemilang dalam pertandingan berikutnya menghadapi Jamaika. Kali ini Rafa mendapatkan peran berbeda, ditempatkan sebagai gelandang bertahan. Berkat penampilan lugas Rafael Marquez di lini tengah, Meksiko berhasil membukukan kemenangan dengan raihan cleansheet. Meksiko menang 2-0 atas Jamaika. 

TIADA RAFA, MEKSIKO PORAK-PORANDA 

Dalam pertandingan terakhir grup C melawan Venezuela, pelatih Juan Osorio mengistirahatkan Rafa Marquez. Tanpa diperkuat Rafa, keseimbangan permainan Meksiko terganggu. 

Venezuela leluasa memberikan ancaman ke gawang Meksiko. 10 tembakan dilancarkan pemain Venezuela. Semua peluang Venezuela berawal dari serangan yang dibangun dari area tengah lapangan. Ketidakhadiran Rafa membuat organisasi pertahanan Meksiko amburadul. Tercatat hanya 6 sapuan saja yang dapat dilakukan pemain Meksiko sepanjang pertandingan. 

peluang Venezuela ke gawang Meksiko/ ilustrasi: mlssoccer.com
peluang Venezuela ke gawang Meksiko/ ilustrasi: mlssoccer.com
Meksiko hampir saja kalah oleh Venezuela. Meksiko selamat dari kekalahan karena Jesus Corona membuat gol penyama kedudukan 1-1 pada pengujung babak kedua. Hasil seri menjadikan Meksiko sebagai juara grup C, dan berhadapan dengan La Roja Chile di babak 8 besar.

Sebelum laga dimulai, berbagai media mengibaratkan perjumpaan Meksiko dengan Chile sebagai final dini. Kedua negara dianggap sebagai calon terkuat juara selain Argentina. Poros Guillermo Ochoa dan Rafael Marquez di lini belakang, Andres Guardado di lini tengah, dan Javier Hernandez di lini depan, menjadi kekuatan utama Meksiko. Sedangkan Chile mengandalkan poros Claudio Bravo dan Gary Medel di belakang, Arturo Vidal dan Charles Aranguiz di tengah, serta Eduardo Vargas dan Alexis Sanchez di lini depan. 

Seperti yang kita telah ketahui bersama, pertahanan Meksiko menjadi porak-poranda tanpa kehadiran Rafael Marquez. Tindakan egois Rafael Marquez meninggalkan meninggalkan turnamen Copa America Centenario, pulang kampung demi melihat anak lelakinya yang baru lahir, bakal disesali oleh puluhan juta rakyat Meksiko. 

La Roja Chile leluasa menggempur Meksiko, berkat rangkaian serangan yang diotaki oleh Arturo Vidal dari sentral lini tengah. Tak ada sosok kharismatis yang mampu memimpin organisasi pertahanan Meksiko. Dari 21 tembakan yang dilancarkan pemain Chile, tujuh diantaranya menghasilkan gol. 

peluang Chile ke gawang Meksiko/ ilustrasi: mlssoccer.com
peluang Chile ke gawang Meksiko/ ilustrasi: mlssoccer.com
Kekalahan 0-7 lawan La Roja, bakal meninggalkan luka mendalam bagi Meksiko. Ironisnya, ini merupakan kekalahan perdana Meksiko dalam setahun terakhir. Meksiko sebelumnya terakhir kali kalah dalam pertandingan terakhir grup Copa America 2015 melawan Ekuador. 

Tersingkirnya Meksiko di fase grup Copa America setahun silam, juga karena faktor absennya Rafael Marquez. Dalam pertandingan perdana grup, Meksiko masih bisa terhindar dari kebobolan gol lawan Bolivia karena diperkuat oleh Rafa. Namun, karena cedera Rafa absen dalam laga berikutnya melawan Chile dan Ekuador. Akibatnya Meksiko kebobolan tiga gol lawan Chile, dan kemasukan dua gol lawan Ekuador. 

Tahun ini, bukan karena cedera yang membuat Rafael Marquez tak dapat memperkuat Meksiko dalam pertandingan penting. Rafael Marquez lebih memilih menjenguk anaknya yang lahir, ketimbang berkorban dalam tugas penting negara. 

Padahal ada contoh lebih kesatria yang sudah dipertunjukkan pemain dari negara lain dalam turnamen ini. Angel Di Maria rela tidak pulang kampung melayat neneknya yang meninggal, demi tugas negara membela timnas Argentina. Angel Di Maria bahkan secara kesatria berucap, neneknya pasti marah kalau dia tak mau membela Argentina. 

Rafael Marquez memang tak sama dengan Angel Di Maria. Namun keputusan berbeda kedua pemain dalam mengambil keputusan penting dalam situasi dilematis, memilih bersama keluarga atau membela negara, niscaya berujung dengan akhir berbeda pula. 

Bisa jadi Rafael Marquez tidak dipanggil lagi untuk memperkuat timnas Meksiko. Rafa bakal menutup karir di timnas dengan hasil negatif, Meksiko mengalami kekalahan terburuk dalam turnamen internasional. Sedangkan Di Maria sedang mengincar kejayaan juara di Copa America bersama Argentina.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun