Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Editor - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Keberanian Sampaoli Ubah Strategi Berujung La Roja Juara

7 Juli 2015   15:15 Diperbarui: 7 Juni 2016   04:39 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Keberhasilan timnas Chile menjadi juara Copa America 2015 tak lepas dari kehandalan pelatih Jorge Sampaoli membuat strategi taktik yang tepat dalam menghadapi berbagai pertandingan. Sepanjang gelaran Copa America 2015, Sampaoli menerapkan tiga formasi yang berbeda buat Chile, yaitu formasi 3-4-2-1, 3-4-1-2, dan 4-3-1-2.

Sampaoli juga selalu mengubah formasi line up pemain Chile dalam setiap pertandingan di Copa America. Saat akan menghadapi Peru di semifinal, Chile kehilangan bek sentral andalan Gonzalo Jara karena terkena skorsing akibat membuat insiden memalukan dengan Edinson Cavani di babak perempat final. Absennya Jara tak membuat Sampaoli khawatir. Dengan percaya diri tinggi Sampoli mengatakan bahwa Chile tak bergantung kepada satu pemain bintang saja, terdapat dua pemain yang sama baiknya di posisi yang sama dalam skuat Chile. 

Tentunya memerlukan keberanian dan juga perhitungan yang matang dari Sampoli saat memutuskan untuk mengubah strategi formasi pemain. Berkat kecerdikan dan keberanian Sampaoli dalam mengubah strategi tersebut, La Roja Chile akhirnya finis sebagai pemenang merengkuh trofi juara Copa America 2015.

FORMASI & STRATEGI SAMPAOLI vs EKUADOR (GRUP A)
Pada pertandingan pembuka Copa America 2015 melawan Ekuador, Jorge Sampaoli menampikan formasi 3-4-2-1 dalam line up pemain Chile. Alexis Sanchez dimainkan sebagai penyerang tengah tunggal. Arturo Vidal dan Jorge Valdivia berfungsi jadi gelandang serang sekaligus penyerang lubang. Sayap kanan dan kiri dihuni oleh Mauricio Isla dan Jean Beausejour.

Walau mendominasi permainan di babak pertama, pemain-pemain Chile kesulitan membongkar pertahanan rapat Ekuador. Jorge Sampaoli lalu membuat keputusan memainkan Eduardo Vargas untuk menggantikan Jean Beausejour sejak awal babak kedua. Dengan masuknya Eduardo Vargas ke lapangan, maka formasi pemain Chile jadi 4-4-2. Eugenio Mena yang tadinya diplot jadi bek tengah berganti peran jadi bek sayap kiri. 

Perubahan strategi yang diterapkan Sampaoli berbuah positif. Daya gedor serangan Chile jadi semakin bertenaga. Pada menit ke-66 Arturo Vidal dijatuhkan dalam kotak penalti Ekuador. Vidal sendiri kemudian mengeksekusi tendangan penalti dengan sempurna, yang membawa Chile unggul 1-0. Pada penghujung babak kedua, Eduardo Vargas sukses membuat gol tambahan buat Chile, yang memastikan Chile menang 2-0 atas Ekuador. 

Susunan Pemain Chile:
Claudio Bravo; Gonzalo Jara; Gary Medel; Eugenio Mena; Mauricio Isla; Jean Beausejour (Eduardo Vargas '46); Marcelo Diaz; Charles Aranguiz (David Pizarro '85); Arturo Vidal; Jorge Valdivia (Matias Fernandez '68); Alexis Sanchez

FORMASI & STRATEGI SAMPAOLI vs MEKSIKO (GRUP A)
Penampilan ciamik Eduardo Vargas di pertandingan pertama, membuat Sampoli mengubah formasi Chile dalam pertandingan kedua melawan Meksiko. Sampoli menerapkan formasi 3-4-1-2 dengan menduetkan Eduardo Vargas dan Alexis Sanchez di lini depan. Jorge Valdivia diplot jadi playmaker. Marcelo Diaz digeser posisinya jadi sayap kiri menggantikan posisi Jean Beausejour. Eugenio Mena tak dimainkan oleh Sampoli, digantikan oleh Miiko Albornoz. 

Formasin 3-4-1-2 ini membuat permainan Chile jadi lebih menyerang, dan sukses membuat dua gol di babak pertama yang masing-masing dibuat oleh Vidal dan Eduardo Vargas. Namun, lini pertahanan Chile tampil jelek, terutama penampilan Miiko Albornoz, sehingga Meksiko bisa membuat dua gol pada babak pertama.

Chile kemudian mencetak gol ketiga pada awal babak kedua melalui tendangan penalti Arturo Vidal. Namun karena kelalaian Miiko Albornoz menjaga pertahanan, lewat serangan balik cepat Meksiko berhasil menyamakan kedudukan jadi 3-3 lewat gol Vicente Matias Vuoso.

Susunan Pemain Chile:
Claudio Bravo; Gonzalo Jara; Gary Medel; Miiko Albornoz (Jean Beausejour '87); Mauricio Isla; Marcelo Diaz (Eugenio Mena '71); Charles Aranguiz; Arturo Vidal; Jorge Valdivia; Alexis Sanchez; Eduardo Vargas (Mauricio Pinilla '85)

FORMASI & STRATEGI SAMPAOLI vs BOLIVIA (GRUP A)
Karena lini pertahanan Chile tampil buruk dalam laga melawan Meksiko, Jorge Sampoli kemudian memutuskan untuk mengubah strategi dalam pertandingan terakhir Grup A melawan Bolivia. Sampaoli menerapkan formasi 4-3-1-2, dengan memainkan kembali Jean Beausejour sebagai bek sayap kiri, dan menggeser kembali Marcelo Diaz ke posisi favoritnya sebagai gelandang bertahan.

Perubahan formasi yang dibuat Sampoli terbukti tokcer. Pada babak pertama Chile mencetak gol melalui sumbangan Charles Aranguiz dan Alexis Sanchez. Memasuki babak kedua Alexis Sanchez dan Arturo Vidal ditarik keluar lapangan oleh Sampoli, tapi Chile tetap tampil tajam dengan membuat tiga gol tambahan.

Susunan Pemain Chile:
Claudio Bravo; Gonzalo Jara (David Pizarro '70); Gary Medel; Mauricio Isla; Jean Beausejour; Marcelo Diaz; Charles Aranguiz; Arturo Vidal (Matias Fernandez '46); Jorge Valdivia; Alexis Sanchez (Angelo Henriquez '46); Eduardo Vargas 

FORMASI & STRATEGI SAMPAOLI vs URUGUAY (PEREMPAT FINAL)
Sampaoli kembali menerapkan formasi 4-3-1-2 buat Chile, tapi dirinya mengganti formasi line up dengan memainkan kembali Eugenio Mena di sektor bek sayap kiri menggantikan Jean Beausejour.

Chile menguasai permainan denga membuat possesion ball hingga 73 persen, ta[i Chile kesulitan membongkar pertahanan Uruguay. La Roja beruntung dengan keputusan kontroversial wasit yang memberikan kartu merah kepada striker Uruguay, Edinson Cavani dalam insiden dengan Gonzalo Jara. Unggul jumlah pemain, Chile akhirnya berhasil menjebol gawang Uruguay pada menit ke-81 lewat tendangan mendatar Mauricio Isla.

Susunan Pemain Chile:
Claudio Bravo; Gonzalo Jara; Gary Medel; Mauricio Isla; Eugenio Mena; Marcelo Diaz (Matias Fernandez '71); Charles Aranguiz; Arturo Vidal; Jorge Valdivia (David Pizarro '85); Alexis Sanchez; Eduardo Vargas (Mauricio Pinilla '71)

FORMASI & STRATEGI SAMPAOLI vs PERU (SEMIFINAL)
Sampaoli masih mengandalkan formasi 4-3-1-2 dalam laga semifinal melawan Peru, tapi terjadi perubahan pemain. Miiko Albornoz dimainkan jadi starter di bek kiri menggantikan posisi Eugenio Mena. Jose Manuel Rojas untuk pertama kalinya dimainkan jadi starter di jantung pertahanan Chile menggantikan Gonzalo Jara yang terkena skorsing.

Pada awal-awal menit babak pertama Peru beberapa kali nyaris menjebol gawang Chile. Keberuntungan memihak kepada Chile, setelah pada menit ke-20 bek Peru, Carlos Zambrano terkena kartu merah akibat menendang pinggang Aranguiz. Menjelang babak pertama berakhir, Chile membuat gol 'untung-untungan' lewat sepakan lemah Eduardo Vargas.

Peru masih memberikan perlawana hebat walau kalah jumlah pemain. Pada menit ke-60, Peru berhasil menyamakan skor berkat kesalahan Gay Medel yang melakukan gol bunuh diri saat berusaha menghalau umpan silang. Chile merespon cepat membalas gol empat menit berselang lewat tendangan spektakuler yang dilepaskan Eduardo Vargas dari luar kotak penalti. Chile berhasil mempertahankan keunggulan 2-1 atas Peru hingga akhir babak kedua.

Susunan Pemain Chile:
Claudio Bravo; Gary Medel; Jose Manuel Rojas; Mauricio Isla; Miiko Albornoz (Eugenio Mena '46); Marcelo Diaz ((David Pizarro '46); Charles Aranguiz; Arturo Vidal; Jorge Valdivia (Felipe Gutierrez '86); Alexis Sanchez; Eduardo Vargas

FORMASI & STRATEGI SAMPAOLI vs ARGENTINA (FINAL)
Kembali Sampaoli mengandalkan formasi 4-3-1-2, dan lagi-lagi membuat perubahan formasi pemain dengan memainkan Jean Beausejour sebagai starter di posisi bek kiri, dan memasang Francisco Silva sebagai bek tengah menggantikan posisi Jose Manuel Rojas.

Menghadapi Argentina yang memiliki banyak pemain bertalenta hebat dalam menggiring bola, Sampaoli menyuruh pemainnya melakukan pressure ketat, terutama kepada Lionel Messi. Saat Messi membawa bola bakal ada dua hingga tiga pemain Chile yang langsung mengawal. Pemain-pemain Chile juga sering melakukan tekel keras, sehingga tiga pemain Chile sudah menerima kartu kuning di babak pertama. Kerasnya penampilan pemain Chile membuat gelandang tengah Argentina, Angel Di Maria mengalami cedera.

Chile tampil dominan menguasai bola setelah Angel Di Maria ditarik ke luar lapangan, tapi pemain-pemain bertahan Argentina tampil disiplin saat menghalau serangan Chile. Hingga waktu normal 2x45 menit, plus 30 menit babak perpanjangan waktu, skor masih 0-0 sehingga penentuan juara ditentukan lewat adu penalti.

Sepertinya Sampaoli memang sudah menyiapkan pemain Chile  untuk menghadapi babak adu penalti, buktinya empat penendang penalti Chile dengan mantap berhasil menunaikan tugas. Kiper sekaligus kapten Chile, Claudio Bravo juga menunjukkan kehebatannya dengan memblok tendangan penalti Ever Banega. Alexis Sanchez yang jadi penendang penalti keempat Chile, dengan gaya melakukan tendangan ala Panenka yang sukses memperdayai kiper Sergio Romero, sekaligus memastikan Chile jadi juara Copa America 2015.

Susunan Pemain Chile:
Claudio Bravo; Gary Medel; Francisco Silva ; Mauricio Isla; Jean Beausejour; Marcelo Diaz; Charles Aranguiz; Arturo Vidal; Jorge Valdivia (Matias Fernandez '75); Alexis Sanchez; Eduardo Vargas (Angelo Henriquez '95)

(sumber foto: ca2015.com/ soccerway.com)
(statistik: soccerway.com/whoscored.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun