Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Editor - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola

Merintis Karir Bersama Klub Kecil, Alexis Sanchez Bertransformasi Jadi Pahlawan Juara La Roja

9 Juli 2015   19:34 Diperbarui: 15 Januari 2022   20:57 931
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemain bernomor punggung 7 tersebut menerima bola dari tangan wasit. Setelah menaruh bola ke titik putih, dia lalu mengambil ancang-ancang mundur beberapa langkah sebelum menendang bola. 

Sambil menatap bola, pemain tersebut lalu berlari kecil 4-5 langkah. Bola disepaknya dengan mantap mengarah ke sebelah kanan gawang mengecoh kiper Argentina, Sergio Romero.

Setelah bola masuk ke dalam gawang, pemain yang mengenakan jersey nomor 7 berlari kencang kegirangan sambil membuka bajunya. 

Beberapa saat berselang, rekan-rekan satu tim mengerubunginya. Dia telah mencetak sejarah buat negaranya. 

Pemain yang memakai jersey nomor 7 tersebut adalah Alexis Sanches. Penendang penalti keempat Chile yang memastikan negaranya memenangkan final Copa America 2015.

Alexis Sanchez telah tercatat dalam sejarah sebagai pahlawan juara buat La Roja. 

Perjuangan Alexis Sanchez untuk menjadi pahlawan juara buat negaranya dilalui dengan perjuangan yang tidak mudah.

Sebelumnya Alexis Sanchez dikritik banyak pihak karena minim mencetak gol di Copa America 2015.

PERJUANGAN DIPINJAMKAN KE BERBAGAI KLUB & KEBERHASILAN BERSAMA TIM JUNIOR LA ROJA

Alexis Sanchez terlahir di kota kecil Tocopilla, kota di sebelah utara Chile yang terletak di pinggir laut. 

Pada tahun 2004, Alexis Sanchez mulai memperkuat tim junior klub kecil Cobreloa saat berusia 16 tahun. 

Setahun kemudian Alexis masuk tim senior Cobreloa, dan pada musim debutnya hanya mencetak 3 gol dari 35 kali tampil di Liga Chile. 

Semusim kemudian, performa Alexis Sanchez menanjak dengan membuat 9 gol dari 12 kali tampil di Torneo Apertura Liga Chile.

Performa tajam yang ditampilkan Alexis tersebut, membuat klub  papan tengah Italia, Udinese meminangnya dengan biaya transfer 3 juta Euro. 

Udinese tak langsung memakai jasa Alexis Sanchez yang saat itu masih berusia 18 tahun. Terlebih dulu meminjamkannya ke klub elit lokal Chile, Colo Colo.

Setahun bersama Colo Colo, karir Alexis Sanchez tak berkembang. Dirinya hanya mampu membuat 2 gol saja di Liga Chile. 

Udinese lalu meminjamkan Alexis Sanchez ke klub elit Argentina, River Plate, pada bulan Agustus 2007.

Dalam masa peminjaman tersebut, Alexis Sanchez mendapatkan kesempatan memperkuat tim junior La Roja di Piala Dunia U-20 tahun 2007 yang berlangsung di Kanada. 

Dalam skuat tim junior La Roja di Piala Dunia U-20 tahun 2007, terdapat beberapa pemain yang saat ini menjadi pemain pilar timnas Chile. Diantaranya Arturo Vidal, Gary Medel dan Mauricio Isla. 

Penampilan hebat ditunjukkan pemain-pemain muda Chile tersebut. La Roja akhirnya berhasil merebut peringkat 3. 

Prestasi terbaik tim junior Chile sepanjang sejarah mengikuti Piala Dunia U20.

MASA SULIT DALAM AWAL KARIR DI EROPA

Udinese akhirnya mulai menggunakan jasa Alexis Sanchez sejak awal musim 2008-09. 

Pada musim debutnya, Alexis lebih sering jadi pemain pengganti. Alexis hanya jadi pelapis buat duet striker Udinese saat itu, Antonio Di Natale dan Fabio Quagriella. 

Sepanjang musim Alexis hanya sanggup membuat 3 gol saja dari 43 kali tampil di berbagai kompetisi.

Semusim kemudian Alexis Sanchez akhirnya mendapatkan kesempatan tampil lebih banyak sebagai starter seiring kepindahan Fabio Quagriella ke Napoli. 

Namun, performa Alexis belum menunjukkan perkembangan yang bagus. 

Alexis hanya bisa mencetak 6 gol saja dari 36 kali tampil di musim keduanya bersama Udinese. 

Performa kurang mengesankan bersama Udinese untungnya tak berimbas kepada penampilan Alexis Sanchez bersama timnas Chile.

Alexis Sanchez membuat 7 gol dari 18 kali membela Chile pada tahun 2008-2009, juga mengantarkan Chile lolos ke Piala Dunia 2010.

Di Piala Dunia 2010, timnas Chile melaju hingga ke babak 16 besar. Alexis Sanchez selalu dimainkan sebagai starter. Namun Alexis tak berhasil mencetak satu gol pun di Piala Dunia 2010.

TITIK BALIK KEBANGKITAN 

Titik balik kebangkitan karir Alexis Sanchez terjadi pasca mengikuti Piala Dunia 2010. 

Alexis sukses membuat 12 gol di Liga Italia pada musim 2010-2011.

Berkat total 40 gol yang dibuat duet Alexis Sanchez - Antonio Di Natale, Udinese berhasil menapak ke peringkat 4 klasemen akhir Liga Italia Serie A.

Prestasi mengesankan Alexis bersama Udinese membuat klub raksasa Spanyol, Barcelona kepincut. 

Pada bulan Juli 2011, Alexis Sanchez akhirnya berlabuh ke Barcelona dengan biaya transfer sebesar 26 juta Euro.

Banyak pengamat meragukan Alexis Sanchez bisa berkembang karirnya di Barcelona, mengingat pada saat itu Barca memiliki tiga striker top, Lionel Messi, David Villa dan Pedro Rodriguez.

Untunglah Alexis bisa menunjukkan kapasitasnya sebagai penyerang andal. 

Dalam musim debutnya membela Barcelona, Alexis membuat total 15 gol di berbagai kompetisi. 

Semusim berselang Alexis Sanchez berhasil mengantarkan Barcelona menjadi juara Liga Spanyol. Alexis turut menyumbangkan 8 gol.

Kemampuan Alexis Sanchez dalam mencetak gol meningkat tajam begitu memasuki musim 2013-2014. 

Alexis mampu mencetak total 21 gol dalam semusim. Alexis Sanchez bertransformasi jadi pemain serba bisa. 

Sama baiknya ditempatkan dalam berbagai posisi, bisa berperan jadi penyerang tengah, penyerang sayap kanan-kiri, gelandang serang, maupun gelandang sayap. 

Sayangnya, Barcelona malah tak bisa meraih gelar juara apapun pada saat Alexis Sanchez mencetak banyak gol pada musim 2013-2014.

MENJADI PAHLAWAN JUARA

Pada tahun 2014, Alexis Sanchez masuk skuat La Roja di Piala Dunia yang berlangsung di Brasil. 

Alexis Sanchez mencetak gol pembuka dalam pertandingan pertama melawan Australia, yang turut membantu Chile meraih kemenangan 3-1. 

Di pertandingan berikutnya, Chile berhasil menang 2-0 atas juara bertahan Spanyol, sekaligus memastikan Chile lolos ke babak 16 besar. 

Dalam pertandingan terakhir Grup B, Chile kalah 0-2 dari Belanda, yang membuat Chile harus berhadapan dengan kesebelasan tuan rumah Brasil di babak 16 besar.

Pada babak 16 besar, Alexis Sanchez mencetak gol penyeimbang, setelah sebelumnya Brasil mencetak gol lewat tembakan David Luiz. 

Sayangnya, Chile kalah dalam babak adu penalti melawan Brasil.

Pada awal musim 2014-15 lalu, Arsenal membuat rekor transfer dengan mengeluarkan dana hingga 35 juta Poundsterling untuk membeli Alexis Sanchez dari Barcelona. 

Tak sia-sia Arsenal mengeluarkan dana besar untuk merekrut Alexis Sanchez.

Pada musim debutnya bersama Arsenal, Alexis berhasil membuat total 25 gol, dan mengantarkan Arsenal jadi juara FA Cup.

Performa tajam Alexis Sanchez bersama Arsenal, membuat publik Chile menaruh harapan besar kepada dirinya untuk mencetak banyak gol saat tampil di Copa America 2015. 

Namun, Alexis Sanchez tampil di bawah standar dan gagal mencetak gol dalam dua pertandingan awal Chile di babak grup. Alexis Sanchez baru bisa mencetak satu gol indah dalam pertandingan terakhir grup melawan Bolivia.

Pada babak knock out, lagi-lagi Alexis Sanchez gagal menunjukkan kemampuannya mencetak gol. 

Malahan rekan duetnya di lini depan, Eduardo Vargas, yang sukses mencetak sepasang gol di babak semifinal.

Minimnya kontribusi gol dari Alexis Sanchez sempat membuat publik Chile gusar.

Untunglah dewi fortuna menaungi Alexis Sanchez dalam babak final Copa America 2015. 

Setelah gagal mencetak gol dalam waktu normal pertandingan, Alexis Sanchez berhasil mengatasi tekanan berat menjadi penendang penalti penentu juara La Roja.

Kisah panjang perjuangan Alexis Sanchez memulai karir bersama klub kecil hingga bertransformasi jadi pahlawan juara La Roja, tentunya bakal menjadi inspirasi teladan buat generasi muda Chile untuk mengikuti jejaknya meraih prestasi di lapangan sepak bola.

Alexis Sanchez sendiri sudah siap untuk mencetak prestasi berikutnya, yaitu berjuang membawa Chile mempertahankan gelar juara Copa America pada tahun depan. 

Alexis Sanchez yang sudah mencetak 27 gol buat negaranya, juga sedang berusaha untuk memecahkan rekor gol terbanyak sepanjang masa timas Chile yang saat ini dipegang oleh Marcelo Salas (37 gol). 

(sumber statistik: soccerway.com/ sumber foto: conmebol.com)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun