Mohon tunggu...
Yuriadi
Yuriadi Mohon Tunggu... Lainnya - | Penulis lepas | https://www.kompasiana.com/ceritayuri

Warga Negara Indonesia (WNI) biasa dari Kota Makassar. Menyukai informasi teknologi, sosial, budaya dan jalan-jalan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Parkir Sembarangan, Fenomena Sosial "Entitlement Mentality" yang Perlu Ditertibkan

18 November 2024   13:43 Diperbarui: 19 November 2024   10:06 380
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber gambar: pixabay.com @u_93mhw7pwvt)

Parkir sembarangan di kota-kota besar di Indonesia menjadi fenomena sosial yang semakin mencolok, terutama di daerah dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Kota seperti Jakarta, Bekasi, Surabaya, dan Makassar menghadapi masalah ini sebagai konsekuensi dari urbanisasi yang pesat dan pertumbuhan kendaraan pribadi yang tidak terkendali. 

Data terbaru tahun 2024 menunjukkan bahwa kota-kota besar ini memiliki tingkat kepadatan yang signifikan, dengan Bekasi mencapai 12.000 jiwa/km, Jakarta 1.500 jiwa/km, Surabaya 8.900 jiwa/km, dan Makassar 8.400 jiwa/km. 

Tingginya densitas ini memengaruhi pola hidup warga kota, termasuk dalam penggunaan ruang publik seperti jalanan. 

Ditambah, pada tahun 2024, jumlah kendaraan roda empat di Kota Makassar diperkirakan mencapai sekitar 1,3 juta unit atau tumbuh signifikan sekitar 8 - 10 persen dalam satu tahun.

Kota Makassar, sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia timur, menghadapi tantangan yang mirip dengan kota-kota besar lainnya. Dengan kepadatan penduduk 8.400 jiwa/km, kota ini mengalami tekanan besar dalam hal pengelolaan ruang kota. 

Perilaku parkir sembarangan sering kali terjadi di permukiman padat yang tidak memiliki cukup ruang untuk garasi. 

Kejadian seorang warga yang viral di media sosial karena menyulap badan jalan menjadi "garasi pribadi"  pada bulan September 2024 lalu, menjadi contoh nyata dari persoalan ini.

Parkir Sembarangan dan Fenomena Sosial Entitlement Mentality
Parkir sembarangan bukan hanya mengurangi estetika kota, tetapi juga membawa dampak sosial yang serius. 

Penggunaan ruang publik secara egois dapat memicu konflik antarwarga, menghambat akses darurat seperti ambulans, dan memperburuk kemacetan. 

Selain itu, fenomena ini juga mencerminkan kurangnya kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga fasilitas bersama.

Fenomena parkir sembarangan ini tidak hanya soal keterbatasan lahan, tetapi juga mencerminkan perilaku sosial yang dikenal dengan istilah entitlement mentality. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun