Mohon tunggu...
Octavia P. Maharani
Octavia P. Maharani Mohon Tunggu... Penerjemah - #ceritaocta

Tulisan yang tak sempat terucapkan, cerita yang belum tersampaikan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hakku Direnggut Lagi

29 April 2022   20:40 Diperbarui: 29 April 2022   20:48 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Aku marah.

Kepada waktu dan keadaanku sendiri.

Kemarahan yg sangat besar sampai tak ada kata terucap.

Mematung, membisu.

Setiap kata yg berusaha aku tumpahkan dari dalam hati,

selalu ditemani air mata tanpa henti.

Keluhan yang selalu terlontar di media sosial, kupikir telah gagal.

Menunaikan tugasnya menyampaikan rasa.

Aku marah.

Sungguh, aku berniat berkeluh kesah.

Tapi lidahku kaku. Apa yang harus aku katakan?

Kata "anjing" pun lebih terhormat untuk disematkan.

Sungguh, aku berniat berkeluh kesah.

Tapi hanya tulisan ini yang tumpah.

Terkadang, yang bisa merepresentasikan ekspresi,

adalah kata dengan beribu makna tanpa aksi.

Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Dokumentasi Pribadi

Aku marah.

Mataku tak lagi memiliki binar.

Ucapan yang akan terlontar,

Aku yakin hanya akan menjadi nanar.

Ya, hakku direnggut lagi.

Seperti ruh yang dipaksa keluar dari dalam diri.

Seperti anak yang dipisahkan dari ibu sendiri.

Bogor, 27 April 2022
Octavia Maharani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun