"Adikmu sudah mau lulus kuliah Rud?"
"Iya sebentar lagi dia lulus, tinggal menyelesaikan skripsi saja,"
"Berarti satu bebanmu berkurang dong,"
"Masih banyak beban lainnya min, adikku masih dua SMA. Sebentar lagi masuk kuliah, butuh duit banyak. Orangtua ku juga sudah gak lagi muda, musti aku juga yang menanggungnya,"
"Tapikan adikmu yang paling besar sudah mau lulus, sudah bisa cari kerja. Gajinya juga pasti lebih besar dari kamu Rud. Sarjananya dia,"
"Dia itu perempuan min, sebentar lagi juga pasti dipinang orang. Kalaupun dia bekerja, juga gajinya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dua adik dan orangtua tetap jadi tanggunganku sampai mati,"
"Kamu sendiri bagaimana Rud, gak mau kawin kah?"
"Boro-boro kawin min, makan nasi pindang aja masih mikirin akhir bulan. Gimana mau bawa anak orang,"
"Denger ceritamu ini kok rasanya ribet kali ya Rud punya keluarga banyak gitu. Apa aku harus bersyukur karena sudah dibuang ibu ku dan diusir keluarga bapakku. Meskipun tak punya apa-apa dan siapa-siapa, gak punya tanggungan apa apa juga,"
"Ya kawinlah kau min, biar punya tanggungan, punya keluarga, punya kebahagiaan juga, jangan nyender sama aku terus,"
"Hahaha kau ajalah Rud sini aku kawini, biar berbagi tanggungan kita,"