Mohon tunggu...
Banyu
Banyu Mohon Tunggu... Seniman - Eksplorasi Rasa

Writing for happy ending

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bakmi Jl.Solo

26 Desember 2020   00:13 Diperbarui: 26 Desember 2020   01:03 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Unsplash - Jerome Ramos

Kemudian ia mengalihkan pandangannya dan menatap diriku

"Sekilas dia mirip sekali denganmu" katanya

Ia memperlihatkan foto mereka dalam ponselnya. Foto itu berbicara segalanya, aku jadi mengerti apa maksudnya. Ia tersenyum namun kulihat kesedihan terlukis jelas di wajahnya. Ia kemudian bergegas menandaskan sisa bakmi yang masih tersisa di piringnya. Nampak buru-buru, ingin segera lari dari perkataan yang barusan ia ucapkan. Ia beranjak berdiri, memandangku sebentar kemudian mengarahkannya lagi ke jalan, kulihat ada selaput kaca tipis di matanya.

"Tanpamu kala itu, mungkin aku sudang mengakhiri hidup. Kini hidupku adalah hutang yang harus kubayarkan padamu. Meski sebenarnya aku sudah tak sanggup"

Aku diam terpaku mencoba memahami ucapan itu. Tak kutahu ternyata ia berlalu. Vespanya telah melaju, menjauh menyusur kelamnya jalan malam. Sesaat aku hanya termangu, tak mengerti apa yang baru saja terjadi. Kuarahkan pandangan ke meja itu tadi, dua piring bakmi. Yang satu telah habis, satunya masih separu. Itulah punyaku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun