Kemudian ia mengalihkan pandangannya dan menatap diriku
"Sekilas dia mirip sekali denganmu" katanya
Ia memperlihatkan foto mereka dalam ponselnya. Foto itu berbicara segalanya, aku jadi mengerti apa maksudnya. Ia tersenyum namun kulihat kesedihan terlukis jelas di wajahnya. Ia kemudian bergegas menandaskan sisa bakmi yang masih tersisa di piringnya. Nampak buru-buru, ingin segera lari dari perkataan yang barusan ia ucapkan. Ia beranjak berdiri, memandangku sebentar kemudian mengarahkannya lagi ke jalan, kulihat ada selaput kaca tipis di matanya.
"Tanpamu kala itu, mungkin aku sudang mengakhiri hidup. Kini hidupku adalah hutang yang harus kubayarkan padamu. Meski sebenarnya aku sudah tak sanggup"
Aku diam terpaku mencoba memahami ucapan itu. Tak kutahu ternyata ia berlalu. Vespanya telah melaju, menjauh menyusur kelamnya jalan malam. Sesaat aku hanya termangu, tak mengerti apa yang baru saja terjadi. Kuarahkan pandangan ke meja itu tadi, dua piring bakmi. Yang satu telah habis, satunya masih separu. Itulah punyaku.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI