“Iya Mak, cepat sembuh Mak, Alim Minta maaf ya Mak, selama ini alim selau buat susah mak” kata pak alim
Tidak nak, seharusnya yang meminta maaf adalah aku, bukan kamu. Astagfirullah, sungguh betapa kejinya aku selama ini. Anak yang kusiakan ini ternyata berhati malaikat. Sungguh buruklah peringaiku ini ya Tuhan. Ampunilah aku, aku menyesal, sungguh – sungguh menyesal Ya Tuhan. Jikalau masihlah ada kesempatan biarkanlah aku untuk meminta maaf padanya. Mudahkanlah lidah ini bersuara Ya Tuhan.
Namun percuma lidahnya sungguh terasa kaku. Air mata bu Surati deras mengalir. Pak Alim berusaha menyeka air mata di pelupuk ibunya itu. dipandangilah mata ibunya itu. dan disitu pak alif melihat pancaran insaf dari mata itu. Pak Alif hanya menganggung – ngangguk dan tak berapa lama kemudian turutlah ia menangis. Karena seseorang dihadapannya tersebut kini telah berpulang kembali kepada pemilik sejatinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H