“Aku Mert dari Angkara, senang bertemu denganmu Dina”
“Oke Mert“
“Punya Skype ? ini akunku Mert-nurhy kalo mau kita bisa chat disana”
Dina sebenarnya tidak begitu tertarik untuk menanggapi Chat dari Mert namun entah mengapa ia tambahkan juga nama mert-nurhy tersebut di akun skypenya yang sudah On dari tadi itu. mungkin karena sudah terlalu lama dan bosan gonta – ganti orang untuk chat. Beberapa saat kemudian nampaklah seseorang yang mengaku namanya mert itu di layar laptopnya. Dina juga sudah mengaktifkan cameranya jadi ia juga nampak jelas di salah satu sudut layar itu. Dina agak terheran dengan sosok yang dilihatnya, difoto chatting tadi foto pria ini tersenyum lebar dan nampak ceria. Namun saat ini keceriaan itu tak nampak, yang nampak hanya wajah kaku nan serius yang memelototi kamera web sambil mengetik – ngetik disana. Sungguh berbeda dengan yang diperkiraanya.
“Hi Dina, terima kasih sudah di tambahkan jadi teman skype” jawab mert serius sambil mengangguk-nganguk ringan.
“ Oke” Jawab Dina sambil menerka – nerka tipikal orang didalamnya. Menerut pengalamannya selama ini tentang wajah seseorang, Mert adalah orang yang baik, wajahnya menggambarkan keramahan meskipun seperti ada mendung yang menggelayuti wajahnya. Matanya kuyu dan keningnya seperti tergambar garis – garis yang menggambarkan masalah. Dina entah mengapa tiba – tiba menjadi penasaran dengan orang yang di depannya tersebut. Kemudian dia memancing sebuah pertanyaan seperti menyelidik secara halus
“Malam ini menyenangkan sekali ya mert, bagaimana menurutmu ? J “
“ ya tak terlalu buruk “ jawab mert serius
Tak terlalu buruk ? Dina dibuat makin penasaran dengan pernyataan dari mert itu
“ wah, serius amat ya. Sepertinya kamu ini ganteng lo kayaknya kalo tersenyum mert” pancing Dina lagi
Beberapa detik kemudian benarlah ia terbawa pancingan dari Dina. Mert tersenyum dengan agak malu – malu di seberang layar sana. Dina juga tersenyum kecil.