Mohon tunggu...
Ani Sudaryanti
Ani Sudaryanti Mohon Tunggu... Penulis - Blogger Lifestyle

Menuliskan apa-apa yang menarik dan terlintas di pikiran. Seorang melankolis yang introvert. Saat ini menjadi blogger.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menggerutu dalam Ketidakberdayaan, Bagaimana Mengatasinya?

12 Desember 2023   21:07 Diperbarui: 12 Desember 2023   21:07 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Memang ada hal-hal yang diluar kendali kita. Apalagi kita bukan orang yang banyak uang, punya kuasa atau pintar luar biasa.

Ditambah privilege kesempatan dengan dalih keberuntungan. Karena ada yang tidak punya apa-apa tapi selalu mujur karena memang takdir.

Kalau begitu apakah keadilan hidup yang Tuhan berikan?

Kalau dari segi keimanan dan takdir, saya berpendapat bahwa ada yang Allah berikan pada seseorang tetapi akan ada kekurangan juga. Dimana setiap kemujuran tentu saja akan berdampak pada tanggung jawab dan konsekuensi dari aksi kita dari kemujuran itu.

Kembali kepada ketidakberdayaan lalu membuat kita menggerutu. Mengkritisi dan ketidaksepahaman dengan seseorang, sistem atau keadaan adalah hal yang wajar bukan?

Apalagi hal-hal yang kita lihat berakibat terhadap kehidupan sosial yang tidak sesuai dengan norma yang kita percayai kebenarannya. Ada hal-hal yang menyimpang yang memang seharusnya hal itu tidak boleh terjadi. Misalnya, ketidakadilan, korupsi atau hal yang tidak kamu senangi.

Kita yang tidak punya opsi ini, akan melihat sambil mengerutu karena memang tidak berdaya. Istilahnya tidak punya 'power' untuk menyuarakan apalagi untuk mempengaruhi orang lain mengikuti apa yang kita mau. 

Bagaimana menyikapinya sehingga tidak pasrah dan hanya mengerutu saja. Lalu, tidak merasa memiliki harapan. Apalagi soal-soal yang berhubungan dengan normal yang berlaku.

Saya meyakini, seseorang memiliki kesempatan kecil untuk berimpact dan melakukan tindakan kecil. Untuk hal-hal yang tidak kita sepakati bisa kita lakukan tindakan tentunya tidak boleh bertentangan dengan hukum. Kalau semua orang hanya mengerutu, apa yang bisa berubah?

Apa yang perlu dilakukan agar tidak hanya mengerutu terus menerus sehingga menjadi apriori terhadap keadaan. Kita memiliki kesimpulan bahwa hal-hal tidak wajar menjadi wajar, hal yang mengakibatkan ketidaknyamanan adalah hal yang biasa. 

Pertama, pikirkan apa-apa yang tidak wajar sudah terjadi dilingkungan kita. Apa yang terjadi kalau hal-hal itu terus dibiarkan. Dampak bagi kehidupan sehari-hari dan juga masa depan kita dan keturunan kita.

Kedua, tanyakan lagi apakah benar kita tidak bisa merubah keadaan ini. Apakah kita sudah berada diantara ketidaberdayaan kita? Kita memang tidak punya potensi? Tanyakan kembali. Setiap kecemasan kita terhadap hal yang tidak sesuai biasanya adalah panggilan nurani.

Ketiga, saya meyakini bahwa ada potensi dari diri kita. Tinggal kita menerapkannya. Dan mau menerapkannya. Misalnya kita mengkhawatirkan lingkungan yang dipenuhi sampah, lalu kita berpikir jauh bagaimana pengelolaannya. Ini hanya salah satu contoh action, nantinya bisa beragam tindakan lainnya.

Keempat, coba bangkit dari ketidakberdayaan. Apa yang tidak membuat kamu tidak berdaya? pikirkan kamu menjadi berdaya dengan merubah apa yang tidak positif dari diri kamu untuk menjadi lebih baik. Tidak harus perubahan besar, selangkah-selangkah tapi maju. Nanti juga sampai pada hal yang baik. Berawal dari mengubah diri sendiri dulu lalu nantinya kamu bisa mengubah dunia. Hal itu bisa terjadi bukan?

Menggerutu memang bukan hal yang didefinisikan baik. Menggerutu sendiri berarti kamu protes tapi tidak bersuara keras. Biasanya sih hanya terdengar di telinga sendiri atau satu orang di sampingnya. Dan Memang sedikit menyebalkan.

Karena menyebalkan itu, sikap menggerutu bisa lebih diperluas dengan tindakan aksi sehingga kamu bukan lagi menggerutu dalam ketidakberdayaan. Paling tidak, kamu sudah membuat aksi bukan lagi soal menggerutu.

Menjadi tidak enak kalau bisa bicara tapi tidak bertindak. Rasa gelisah dan cemas terhadap keadaan bisa kita kurangi dengan sebuah tindakan. Tidak apa-apa hal yang kecil, paling tidak kamu sudah bisa berpartisipasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun