Mohon tunggu...
Cep Abdul Baasith
Cep Abdul Baasith Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Manajemen dan Bisnis, IPB Univeristy

Hello, I am Cep Baasith, a highly motivated individual with a breadth of experience working as a managing editor. I am looking forward to connecting with each of you.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

TINJAUAN ANALITIS TERHADAP IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN INKLUSIF: STUDI KASUS SUNDAR PICHAI

31 Mei 2024   23:55 Diperbarui: 1 Juni 2024   00:05 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TINJAUAN ANALITIS TERHADAP IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN INKLUSIF: STUDI KASUS SUNDAR PICHAI

Kelima mahasiswa Magister Manajemen dan Bisnis dari IPB University, yakni Adelia Chrisanta, Cep Abdul Baasith Wahpiyudin, Musa Mulyadi, Riska Amalia, dan Sabda Alam, telah berhasil melakukan analisis yang mendalam terhadap kepemimpinan inklusif yang diwujudkan oleh Sundar Pichai. Dalam analisis kami, kami tidak hanya mengulas latar belakang dan perjalanan karir Pichai, tetapi juga merinci secara komprehensif ciri khas dan implementasi dari gaya kepemimpinan yang dipegang olehnya. Dengan memberikan contoh konkret dari berbagai aspek kepemimpinan yang inklusif, seperti komitmen, keberanian, kesadaran akan bias, rasa ingin tahu, kecerdasan budaya, dan kolaborasi, kami memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana kepemimpinan Pichai telah memengaruhi kinerja dan budaya organisasi di Google. Analisis kami bukan hanya sekadar gambaran umum, melainkan juga menggali detail-detail yang signifikan, memberikan kontribusi yang berharga bagi pemahaman tentang kepemimpinan inklusif di dalam konteks organisasi modern.

Latar Belakang Sundar Pichai

Sundar Pichai adalah seorang eksekutif bisnis kelahiran India-Amerika yang saat ini menjabat sebagai CEO Google dan perusahaan induknya, Alphabet Inc. Pichai lahir pada tanggal 12 Juli 1972 di Chennai, India, dalam keluarga Tamil dari kasta Sudra. Ia menyelesaikan gelar sarjana dalam Teknik Metalurgi dari Institut Teknologi Kharagpur pada tahun 1993 dan memperoleh beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Stanford, di mana ia meraih gelar master dalam Ilmu Bahan dan Rekayasa. Selain itu, Pichai juga memegang gelar MBA dari Wharton School di Universitas Pennsylvania.

Pichai memulai karirnya di Google pada tahun 2004 sebagai Presiden Manajemen Produk, bertugas menemukan cara-cara baru bagi pengguna untuk berinteraksi dengan internet melalui proyek seperti Chrome, Toolbar, Gears, Pack, dan Gadgets. Kesuksesan besar Google Chrome membuka jalan baginya untuk naik jabatan menjadi Wakil Presiden Senior yang bertanggung jawab atas aplikasi Google. Pada tahun 2015, Larry Page mengumumkan Pichai sebagai CEO Google, peran yang membawanya untuk terus memimpin berbagai inovasi di perusahaan teknologi terkemuka tersebut.

Ciri Khas dan Implementasi Kepemimpinan Inklusif Sundar Pichai

Menurut Deloitte (2013), inklusi adalah ketika orang merasa diperlakukan dengan adil, keunikan mereka dihargai, merasa memiliki, dan memiliki suara dalam pengambilan keputusan. Pemimpin inklusif seperti Sundar Pichai menunjukkan enam ciri khas yang sangat sesuai dengan keragaman:

Commitment

  • Personal Values: Pichai menekankan pentingnya menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung semua karyawan. Ia mendorong keberagaman budaya di Google dan mendukung berbagai program inklusif yang merayakan keunikan setiap individu. Ia juga mengadakan pertemuan rutin "Town Hall" untuk berinteraksi langsung dengan karyawan, memastikan mereka merasa terhubung dengan organisasi.
  • Belief in the Business Case: Pichai yakin bahwa keberagaman dan inklusivitas adalah kunci kesuksesan bisnis. Ia mempromosikan inisiatif yang mendukung keberagaman dalam rekrutmen dan pengembangan karyawan serta memastikan bahwa perusahaan mencapai target keberagaman.

Courage

  • Humility: Pichai menunjukkan kerendahan hati dengan mendengarkan masukan dari karyawan dan mengakui keterbatasan pribadi. Ia mendorong budaya kolaborasi di Google dan transparan dalam mengakui kesalahan.
  • Bravery: Pichai menghadapi isu-isu sulit dengan keberanian dan mengambil langkah tegas untuk kepentingan jangka panjang perusahaan. Ia menantang sikap dan praktik organisasi yang mempromosikan homogenitas dan menegakkan akuntabilitas bagi perilaku yang tidak inklusif.

Cognizance of Bias

  • Self-Regulation: Pichai berkomitmen untuk mengatasi bias dalam pengambilan keputusan dan mendorong transparansi dalam proses rekrutmen dan promosi di Google.
  • Fair Play: Pichai memastikan bahwa keputusan tentang talenta didasarkan pada kualifikasi, kinerja, dan potensi, bukan preferensi subjektif atau bias.

Curiosity

  • Openness: Pichai terbuka terhadap ide-ide baru dan perspektif berbeda, mendorong karyawan untuk berpikir kreatif dan keluar dari zona nyaman mereka.
  • Perspective-Taking: Pichai berusaha memahami pandangan dan pengalaman orang lain untuk membuat keputusan yang lebih inklusif dan berinformasi.
  • Coping with Ambiguity: Dalam industri teknologi yang selalu berubah, Pichai menunjukkan kemampuan beradaptasi dengan ketidakpastian dan mengambil keputusan berdasarkan informasi terbaik yang tersedia.

Cultural Intelligence

  • Drive: Pichai memiliki semangat untuk terus belajar tentang berbagai budaya dan bagaimana mereka mempengaruhi bisnis global.
  • Knowledge: Pichai memiliki pengetahuan mendalam tentang dinamika budaya yang berbeda dan bagaimana mengelola tim yang beragam secara efektif.
  • Adaptability: Pichai mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya untuk berhubungan dengan karyawan dan pelanggan dari berbagai latar belakang budaya.

Collaborative

  • Empowerment: Pichai mendorong karyawan untuk mengambil inisiatif dan memberikan kebebasan untuk berinovasi, percaya bahwa setiap orang memiliki potensi untuk berkontribusi secara signifikan.
  • Teaming: Pichai mendukung kerja tim lintas fungsi dan kolaborasi antar departemen untuk mencapai tujuan bersama.
  • Voice: Pichai memastikan bahwa setiap karyawan memiliki suara dalam organisasi melalui forum formal seperti pertemuan "Town Hall" dan saluran komunikasi informal.

Dampak pada Kinerja Organisasi

Kepemimpinan inklusif Sundar Pichai berdampak signifikan pada inovasi dan produktivitas di Google. Pichai memastikan bahwa setiap anggota tim merasa didengar dan dihargai, menciptakan lingkungan kerja yang merangkul berbagai perspektif. Hal ini meningkatkan kolaborasi, kreativitas, dan inovasi, yang pada akhirnya berkontribusi pada kesuksesan Google sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di dunia.

Dengan pendekatan inklusif, Pichai tidak hanya berhasil membawa Google ke puncak industri teknologi, tetapi juga menciptakan budaya perusahaan yang kuat dan berkelanjutan, di mana setiap karyawan merasa dihargai dan memiliki kesempatan untuk berkembang. Inilah yang menjadikan Sundar Pichai sebagai contoh teladan bagi pemimpin masa depan di seluruh dunia.

Temuan ini memberikan wawasan berharga bagi para pemimpin masa depan untuk membangun organisasi yang lebih inklusif dan inovatif. Kami percaya bahwa studi kami dapat menjadi referensi penting dalam memahami bagaimana kepemimpinan inklusif dapat diterapkan dalam berbagai konteks organisasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun