Entah sumber ide itu datang dari mana, dan apa referensinya sehingga niat tulus itu lahir dari pikiran anak usia 10 tahun itu. "Ayah, kita beli kado sepatu untuk bunda buat surprise," bisik Keisha dengan suara pelan. Saat itu posisi Bunda sedang menyiapkan bekel sekolah di dapur.
Bagai geledek di tengah hari bolong, saya mendengar ide itu. Kepikiran sejauh itu, yah.
Ulang tahun memang sudah menjadi tradisi Keisha sejak usia 2 tahun. Kami biasa membuat pesta kecil-kecilan bersama keluarga besar. Kumpul bersama di rumah orang tua untuk ritual tiup lilin. Acara diawali dengan pembacaan surat pendek oleh bocil-bocil serta tausiah dari kakek. Habis itu potong kue deh. Â Â
Tradisi ini sama sekali tidak pernah saya alami saat kecil. Tidak ada istilah perayaan ulang tahun lantaran ekonomi keluarga yang serba pas-pasan. Konon kebiasaan ulang tahun anak-anak ini lahir dari Jerman dengan sebutan Kinderfest. Ada juga yang menyebut tradisi ulang tahun sudah dimulai oleh penjajah Belanda.
Lalu bagaimana muslim memandang perayaan ulang tahun? Wah, pembahasan yang ini sangat panjang. Butuh dua hari dua malam untuk menceritakan. So, kisah ini sengaja saya share sebagai pengingat di awal tahun aja. Sesimpel itu sih.
Selamat Ulang Tahun ya, Bunda. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H