Mohon tunggu...
Cendanis Sekar Ningrum
Cendanis Sekar Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi FIS UNJ

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fenomena Fashion Streetwear sebagai Budaya Populer dan Media Representasi Diri

10 Juni 2024   09:25 Diperbarui: 10 Juni 2024   09:45 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Proses kebudayaan melalui difusi ini hadir dengan cara menggabungkan kebudayaan baru dengan kebudayaan asli. Dalam hal ini, gaya berpakaian streetwear masuk dalam kebudayaan lokal (Indonesia) melalui proses difusi tidak langsung. Difusi tidak langsung lantaran budaya ini berkembang terlebih dahulu pada era 90-an di Amerika Serikat, khususnya di California. 

Lambat laun ini menyebar di seluruh Amerika dan terbawa ke Indonesia. Selain itu, dikaji menggunakan proses difusi lantaran adanya penggabungan kebudayaan antara lokal dengan gaya berpakaian streetwear itu sendiri. Contohnya, mulai dikeluarkannya baju-baju dengan gaya oversized yang menggunakan motif atau corak batik. 

Begitupun dengan padu padan pakaian yang digunakan pada gaya streetwear itu sendiri yang juga mengkolaborasikannya dengan gaya berpakaian lokal, seperti menggabungkan kain batik dengan hoodie, menggabungkan atasan batik oversized dengan celana pendek dan topi, serta sebagainya yang memberikan kesan santai. 

Fenomena gaya berpakaian streetwear ini juga dapat dikaji melalui teori interaksionisme simbolik. Teori ini berupaya untuk memahami kebudayaan melalui pengungkapan simbol budaya (Tjayadi et al : 2020).

Secara umum, teori ini memiliki perspektif bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka. Seperti pada bahasan sebelumnya, bahwa trend ini bukanlah semata-mata sebagai sebuah gaya berpakaian, tetapi juga sebagai alat komunikasi non-verbal yang berupaya untuk menunjukkan kepada khalayak apa yang menjadi identitas diri mereka. 

 

Daftar Pustaka 

Buku

Indra Tjahyadi, Sri Andayani, & Hosnol Wafa. (2020). Pengantar Teori dan Metode Penelitian Budaya (1st ed., Vol. 1). Pagan Press.

Jayadi, S. (2022). Konsep Dasar Sosiologi Budaya (1st ed., Vol. 1). Pustaka Egaliter. https://repository.uinmataram.ac.id/1824/1/Konsep%20Dasar%20Sosiologi%20Budaya%20Definisi%20dan%20Teori.pdf

Kurniati Abidin. (2017). Pengantar Sosiologi dan Antropologi (1st ed., Vol. 1). Badan Penerbit Universitas Negeri Makassar. http://repositori.iain-bone.ac.id/118/1/PENGANTAR%20SOSIOLOGI%20%26%20ANTROPOLOGI..pdf

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun