Ular adalah simbol yang dipercaya oleh nenek moyang akan adanya kehidupan dunia atas dan dunia bawah. Ular bertugas untuk menjaga dan melindungi kesucian pohon kehidupan. Untuk melindungi pohon ini dari terik matahari dan hujan, digambarkan juga bentuk serupa pola payung.
Penanda tangan uang ini adalah Gubernur Bank Indonesia Mr. Indra Kasoema dan Mr. Safrudin Prawiranegara. Uang ini dicetak oleh Johan Enschede & Zonen dan kemudian oleh NV. Pertjetakan Kebayoran.
Uang berikutnya dengan wajah Kartini adalah uang kertas 10.000 Rupiah yang dikeluarkan pada tahun 1985. Uang ini ditandatangani oleh Gubernur Bank Indonesia Arifin M. Siregar dan Direktur BI Sujitno Siswowidagdo. Dicabut dari peredaran pada tanggal 25 September 1995. Delinavit uang ini adalah Sudirno dari Perusahaan Percetakan Uang RI.
Yang menarik, di bagian belakang uang ini digambar seorang perempuan menggunakan toga. Tangan kanannya memegang bendera , tangan kirinya memegang sebuah teks yang nampaknya sedang dibaca. Sesuatu yang tak terbayangkan terjadi pada masa Kartini. Perempuan bisa mendapat kesempatan dan peluang yang sama untuk mendapatkan pendidikan.
Perempuan dalam toga ini, menyiratkan pengakuan keberhasilan pendidikannya. Sebuah impian Kartini yang tidak terwujud kala itu. Terbaca dari catatan Kartini pada tanggal 8/9 Agustus 1901, perempuan tak punya kesempatan mendapatkan pendidikan, tak punya peluang memimpikan masa belajar dan sekolah.
“Cita-cita??” Pahit, kata saya “kami anak-anak perempuan Jawa tidak boleh mempunyai cita-cita! – Kami hanya boleh mempunyai satu cita-cita, memimpikan satu impian : hari ini atau besok akan dikawinkan dengan orang yang dipandang baik oleh orangtua!”.
Jika Kartini masih ada, mungkin tak akan percaya kalau mimpinya menjadi nyata. Masa ini, semua perempuan mendapatkan hak yang sama untuk mengenyam pendidikan. Hal ini tergambar secara baik di bagian belakang uang ini. Tak cuma bagi perempuan Jawa, semua perempuan Indonesia berkesempatan sama.
Selamat belajar dan berkarya perempuan Indonesia. Sukseslah menjadi Kartini masa kini dalam bidangmu masing-masing.