2. Meningkatnya biaya untuk membeli kuota data yang cepat habis
3. Sinyal jaringan yang kurang baik
4. Kurang memahami materi
5. Kurang menguasai teknologi (gaptek)
Kemudian tidak semua pengajar itu melakukan pembelajaran tatap muka langsung secara online melalui aplikasi tertentu, masih ada pengajar yang hanya mengunggah modul di aplikasi tertentu, tidak disertakan dengan penjelasan dan hanya memberikan tugas saja (diberikan modul, diperintah untuk membaca, dipaksa untuk memahami, dan harus bisa mengerjakan tugas).
Sistem pembelajaran seperti itulah yang secara tidak langsung mengkebiri cara pembelajaran pelajar yang variatif, karena pada dasarnya pelajar memiliki cara memahami pelajaran dengan cara yang berbeda-beda seperti cara visual, auditori, atau kinestetik.
Permasalahan inilah yang menjadi hambatan dalam pembelajaran secara daring, sehingga bisa dijadikan masalah dalam pendidikan di masa pandemi ini.
Maka dari itu, harapan pelajar bagi para pengajar supaya lebih memaksimalkan dalam proses belajar mengajar, dan semoga pandemi ini segera berlalu dan bisa kembali belajar tatap muka secara langsung, agar bisa sama-sama mengikuti proses belajar mengajar seperti semula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H