Mohon tunggu...
Cely Julianti
Cely Julianti Mohon Tunggu... Lainnya - Goverment PR | Sosial Media Analisis

Simple and Freedom

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Matinya Kepakaran di Era Media Sosial, Ketika Opini Mengalahkan Fakta

12 Januari 2025   21:40 Diperbarui: 12 Januari 2025   21:40 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi by. Freepik.com

Para pakar perlu menyesuaikan strategi komunikasi mereka agar lebih inklusif dan adaptif terhadap dinamika media sosial. Penggunaan infografis, video pendek, dan narasi yang lebih mudah dipahami menjadi salah satu cara untuk menjembatani kesenjangan antara ilmu pengetahuan dan masyarakat umum.

Untuk mengatasi fenomena "matinya kepakaran," diperlukan kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, platform media sosial, komunitas ilmiah, dan masyarakat luas. Langkah-langkah seperti literasi digital, edukasi publik, dan regulasi platform digital dapat membantu menciptakan ekosistem informasi yang lebih sehat.

Literasi digital, misalnya, dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang cara memilah informasi yang kredibel di media sosial. Di sisi lain, regulasi yang lebih ketat terhadap penyebaran misinformasi dapat menjadi upaya preventif untuk mencegah dampak negatif yang lebih luas.

Fenomena "matinya kepakaran" di media sosial mencerminkan tantangan besar yang harus dihadapi di era informasi bebas. Meskipun media sosial telah membuka ruang untuk demokratisasi informasi, penting untuk memastikan bahwa kebebasan ini tidak mengorbankan otoritas dan kredibilitas keilmuan. Dengan pendekatan yang inklusif dan kolaboratif, masyarakat dapat membangun kembali kepercayaan terhadap para pakar, sekaligus menciptakan ekosistem informasi yang lebih bertanggung jawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun