MEDIA massa merupakan salah satu pabrik informasi yang sangat penting bagi masyarakat, terlebih di tengah tantangan globalisasi yang semakin sulit terhindarkan, maka produksi informasi yang tepat, benar, dan valid sangatlah penting untuk ditumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa media massa sebagai produk jurnalistik, pada dasarnya memainkan peran penting, secara khusus dalam memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat. Oleh karena jurnalistik yang berkualitas tentunya akan berdampak pada terbentuknya Sumber Daya Manusia (SDM), yang mumpuni dan unggul.
Menyadari akan pentingnya jurnalistik terlebih media massa, maka di tengah semarak Bulan Bahasa Kota Tual 2024. Taman Baca Aksara melalui rangkaian kegiatan "Literakom: Mengarungi Dunia Literasi", menyelenggarakan kelas 'Jurnalistik Dasar Untuk Remaja'.
Kegiatan Jurnalistik Dasar Untuk Remaja berlangsung di ruang aula Kantor Walikota Tual, pada hari; Kamis, 17 Oktober 2024. Kelas jurnalistik ini diikuti oleh 30 siswa/i dari tingkat SMP sampai SMA/SMK di lingkup Kota Tual, adapun sejumlah remaja hadir sebagai perwakilan dari Taman Baca Masyarakat (TBM) yang ada di Kota Tual.
Hadir sebagai narasumber, Susilawati Belekubun, S.Sos., M.IKom (Bu Susi), dan Ridwan Kalengkongan, A.Ab (Pak Ridwan) yang kemudian digantikan oleh Alfrissa Renuat, S.Ikom (Kak Icha).
Bu Susi menjadi narasumber pada sesi pertama yang memaparkan mengenai pentingnya menulis pada remaja, sebagaimana menulis sendiri merupakan bagian dari literasi.
"Dengan menulis adik-adik bisa dikenal, mungkin suatu saat kita sudah tiada, namun karya kita dikenal, dikenang dan bahkan dibaca terus. Karena itulah penting bagi kita untuk belajar menulis, karena literasi bukan hanya baca, tetapi juga menulis" pungkas Bu Susi sewaktu menyampaikan materi kepada peserta.
Sebagai seorang akademisi pada Program Studi Ilmu Komunikasi, Bu Susi menyampaikan dua jenis tulisan jurnalistik yang paling mendasar, yaitu: Cerita pendek (cerpen) dan opini. Melalui pemaparannya, Bu Susi mengajak peserta untuk mulai berani menulis hal-hal yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Pada sesi kedua, Pak Ridwan berhalangan untuk hadir, sehingga digantikan oleh Kak Icha sebagai seorang mantan anggota pers mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sekaligus seorang sarjana Ilmu Komunikasi.
"Menulis berita itu penting, karena menulis berita sama artinya membagi informasi atau suatu pengetahuan kepada orang lain"Â disampaikan Kak Icha dalam memaparkan materinya mengenai dasar-dasar menulis berita.
Kak Icha mengawali materinya dengan menayangkan sebuah vidio yang menampilkan dirinya sebagai seorang pewarta berita, hal ini menjadikan sesi kedua semakin menarik karena turut melengkapi materi dari sesi yang pertama.
Kelas jurnalistik untuk remaja diakhiri dengan Diskusi Kelompok Terpumpun (FGD) yang dipandu oleh Ririn Prasetiyo selaku ketua Panitia, turut mendampingi Kak Icha sebagai salah satu narasumber. Peserta secara aktif memberikan pandangannya mengenai pentingnya membentuk Komunitas Jurnalistik di sekolah-sekolah, sehingga melalui diskusi yang berlangsung panitia dapat memberikan rekomendasi kepada sekolah-sekolah sebagai hasil dari jejak pendapat yang dilakukan.
Sebagai penutup para peserta terbagi atas empat kelompok untuk mengerjakan tugas menulis berita, cerpen, dan opini. Untuk melengkapi pengetahuan peserta, maka Hesdo Naraha sebagai seorang pegiat literasi turut berkesempatan membagikan pengalamannya dalam menulis opini, dan cerpen media massa. Sementara Kak Icha kembali menyampaikan garis-garis besar mengenai komponen penulisan berita, sehingga menjadi penguatan bagi peserta dalam mengerjakan tugas kelompok.
Para peserta terbagi ke dalam empat kelompok, dengan didampingi oleh satu orang dewasa sebagai pendamping di setiap kelompok. Di akhir sesi Bu Susi dan Kak Icha berperan memberikan penilaian sebagai masukan kepada hasil presentasi para peserta.
Seluruh rangkaian kelas jurnalistik berjalan dengan baik, kegiatan ditutup oleh Nihma, S.Sos (Bunda Nihma) selaku pendiri Taman Baca Aksara. Melalui sambutannya sekaligus menutup rangakain sesi ketiga Literakom itu, Nihma berpesan agar setiap peserta dapat mengimbaskan pengetahuannya kepada teman-teman lain yang tidak berkesempatan hadir.
Tentu saja sejalan dengan kegiatan ini, maka menjadi sebuah harapan bersama bahwa literasi di Kota Tual tidak hanya berfokus pada aktivitas membaca buku, tetapi juga mampu membina dan melahirkan calon-calon penulis masa depan yang berkualitas dan unggul.
Penulis: HCN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H