Mohon tunggu...
Kang Galuh
Kang Galuh Mohon Tunggu... -

Senang mengamati. Mengulik-ngulik hikmah di balik peristiwa. Suka menyambungkan apa-apa yang ngga nyambung. http://kanggaluh.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saya Tunjukkan Caranya, Bukan Jawabannya

25 Februari 2017   10:30 Diperbarui: 26 Februari 2017   20:00 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kali ini saya berlagak membuat tulisan tentang kepemimpinan. Cerita ini sebenarnya kejadian yang sudah cukup lama. Sekitar 3-4 tahun yang lalu kalau tidak salah. Tapi masih saya ingat sampai sekarang karena kejadiannya sendiri cukup unik. Ceritanya begini. Waktu itu, saya mendapatkan seorang staff baru. Fresh graduate. Benar-benar baru lulus dan tanpa pengalaman bekerja sama sekali.

Di awal-awal tahun staff baru ini bekerja, suatu waktu dia datang ke meja saya. Dia bilang dia punya masalah seperti ini, ini, dan ini. Dengan semangat dia menceritakan permasalahan yang dihadapinya di pekerjaan pada saya. Saya manggut-manggut pura-pura menyimak. Padahal di kepala saya? Kosong. “Mana saya tahu jawabannya.”, pikir saya waktu itu, hahaha.. Tapi, demi terlihat berwibawa, saya tetap menunjukkan wajah serius dan tenang. Mengangguk-angguk pelan, sambil sesekali bicara ya ya ya, hmmm, ya ya ya..

Puas becerita, keluarlah muka-muka penuh harap meminta jawaban. Dia menunggu saya berbicara. “Waduh, giliran saya.”, pikir saya. Sambil berpikir apa yang harus saya sampaikan supaya tidak terlihat bodoh karena saya juga sebenarnya tidak tahu jawabannya, hehehe..

Akhirnya saya bicara, “Coba tanya bapak A.”

“Loh, memang bapak tidak tahu solusinya?”, tanya dia lagi pada saya.

Nggak. Tapi kalau saya jadi kamu, kalau saya yang menghadapi masalah ini, saya akan cari tahu dengan bertanya ke bapak A. Karena masalah ini areanya dia. Dia yang tahu jawabannya.”, saya bilang.

Akhirnya, dia pergi ke bapak A untuk bertanya. Mungkin dalam hatinya, bos macam apa yang tidak bisa kasih solusi, hehehe..

Besoknya lagi, dia datang lagi dengan masalah yang baru. Berbeda dengan sebelumnya. Benar-benar baru. Kali ini, tanpa ragu-ragu karena yang pertama berhasil, saya arahkan dia untuk bertanya ke bapak B. Sambil manggut-manggut merasa sudah memberikan solusi yang dia cari.

Dia pun pergi ke bapak B untuk menemukan jawabannya.

Besok-besoknya lagi, dia datang lagi. Seolah-olah hidupnya penuh dengan masalah, hahaha.. Kali ini, masalahnya baru lagi. Dia datang dengan terburu-buru pada saya.

“Pak, saya ada masalah.”, katanya.

“Ya?”, saya jawab dengan wajah bijak yang dibuat-buat.

“Mmmm.., ga jadi deh.”, dia bilang.

“Loh? Kenapa?”, tanya saya. Padahal saya sudah siap-siap dengan jurus pamungkas saya.

“Saya tanya bapak C aja. Paling juga bapak nyuruh saya nanya sama dia. Mendingan saya langsung ke sana aja sendiri.”, katanya lagi sambil ngeloyor pergi ke bapak C untuk menemukan jawabannya.

Saya hanya tersenyum melihat dia pergi. “Tahu aja dia apa yang mau saya bilang, hehehe...”, pikir saya.

Dari situ saya jadi berpikir. Apakah seorang atasan harus tahu semuanya? Hmmm..

Suatu saat, ketika ada sesi sharing dengan tim saya, saya bilang begini ke mereka. Saya tidak tahu jawaban atas semua permasalahan yang ada di kantor ini. Saya bukan orang super yang bisa menyelesaikan semua masalah. Tapi, saya tahu bagaimana saya bisa menemukan jawaban tersebut. Saya tahu apa yang harus saya lakukan untuk menemukan jawabannya. Dengan bertanya pada orang yang ahlinya. Orang yang tepat. Orang yang berkecimpung di bidang dimana masalah itu ada. Berdiskusi dengan mereka apa yang menjadi solusi terbaik untuk masalah tersebut. Dan itu yang saya ajarkan pada mereka. Bagaimana cara mereka harus bekerja. Bagaimana cara mereka bisa mencari jawaban sendiri atas permasalahan yang sedang mereka hadapi. Bukan dengan memberi tahu mereka apa jawaban itu sendiri.

Dan sejak kejadian itu, staff yang satu ini tidak pernah lagi datang pada saya dengan membawa masalahnya. Dia bisa menemukan sendiri jawabannya dengan cara yang sama seperti yang sudah pernah ia lakukan sebelumnya. Dan saya hanya bisa bangga dengan perubahan yang ia lakukan. Dan akhirnya saya bebas... hahaha...

Saya pikir, mengajarkan bagaimana mencari cara menemukan penyelesaian masalah lebih penting dari penyelesaiannya itu sendiri. Dengan mengajarkan tim kita bagaimana cara bekerja untuk mencari jawaban suatu masalah, alih-alih memberi tahu jawabannya begitu saja secara langsung, akan lebih berguna untuk mereka kelak.

Bagaimana menurut anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun