Mohon tunggu...
Celly Stella
Celly Stella Mohon Tunggu... Desainer - I'm a designer

Hi!

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Layakkah DKV Disebut Ilmu?

9 Juni 2018   08:24 Diperbarui: 9 Juni 2018   08:52 1384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: youthmanual.com)

Desain Komunikasi Visual bertujuan menunjukkan hubungan antara suatu hal dengan hal lainnya, dan informasi tersebut akan segera dikomunikasikan kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam media yang dapat dimengerti, dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Fungsi terakhir yaitu Desain Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi . Promosi sebagai sarana menyampaikan pesan, maka dibutuhkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat pesan tersebut dapat diingat.

Berdasarkan pengalaman pribadi, saya dan banyak orang disana awalnya tidak diperbolehkan untuk masuk ke jurusan Desain Komunikasi Visual dikarenakan banyak stigma-stigma buruk yang ada di jurusan itu. Banyak para orang tua, maupun teman-teman saya yang berkata bahwa kuliah di jurusan Desain Komunikasi Visual itu tidak mempunyai prospek tinggi, hidupnya angin-anginan (kadang dapat uang, kadang tidak). Padahal prospek kerja Desain Komunikasi Visual itu sangat luas dan sangat dibutuhkan di jaman sekarang.

Banyak orang yang menganggap bahwa Desain Komunikasi Visual hanya membuat gambar saja, mahasiswanya hanyalah tukang gambar dan tidak perlu untuk sampai kejenjang perkuliahan. Namun, Desain Komunikasi Visual tidaklah semudah itu, tidak hanya menggambar tapi juga membuat ide dengan memadukan dengan elemen-elemen DKV.

Apakah DKV bisa disebut sebagai ilmu?

Saya mencoba memahami hal ini dengan sudut pandang orang lain. Dalam menunjang artikel ilmiah ini, peneliti mewancarai lima orang, empat diantaranya mahasiswa luar jurusan DKV dan satu guru SMP dengan menggunakan pedoman wawancara berupa pertanyaan tertulis. Empat  dari lima  orang yang saya ajak sharing mengenai DKV ternyata memiliki pemahaman atau pandangan yang sedikit berbeda. Pemahaman berbeda kemungkinan terjadi karena penekanan pengetahuan yang dipelajari juga berbeda.

Salah satu mahasiswa Kimia memahami DKV sebagai sebuah model yang muncul dari orang yang kreatif atau seni  untuk menyampaikan pesan atau informasi berupa visual kepada orang lain. Sebuah karya seni yang kreatif lebih mudah dan lebih cepat ditangkap/dipahami oleh penerima pesan. Pandangannya dan pengetahuan adalah dua hal yang berbeda, bahkan ia paham kalau ilmu dapat dibedakan menjadi ilmu yang ilmiah dan ilmu yang non ilmiah.

Ilmu yang ilmiah adalah ilmu yang diperoleh melalui langkah-langkah metode ilmiah/sistematika dan kebenarannya dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Sedangkan ilmu non ilmiah lebih ke arah humaniora. Sedangkan pengetahuan adalah segala sesuatu yang kita tahu dari apa yang kita tangkap melalui indra, baik indra mata, telinga, hidung, lidah dan kulit. Maka pengetahuan dari orang yang satu dengan yang lain sangat relatif dan kebenarannya tidak dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah.

Dengan demikian menurutnya, sebuah pengetahuan bisa dikatakan sebagai ilmu ketika pengetahuan tersebut dapat dibuktikan melalui langkah-langkah metode ilmiah dan kebenaranya dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Berdasarkan pengetahuannya maka DKV bisa dikatakan sebagai ilmu tetapi ilmu yang non ilmiah.

Menurut salah satu mahasiswa Farmasi, DKV adalah suatu rancangan sistem yang bertujuan untuk menyampaikan informasi pada subjek tertentu melalui suatu media yang dapat dilihat secara nyata oleh mata. Pendapatnya didasarkan pada apa yang diketahuinya tentang pengertian desain, komunikasi dan visual. Perbedaan antara ilmu dengan pengetahuan menurutnya adalah, ilmu merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis sehingga dapat menghasilkan metode untuk menjelaskan fenomena tertentu.

Di sini terkesan rancu karena metode atau langkah-langkahnya sudah tersusun secara sistematis untuk membuktikan kebenaran fenomena yang ada.  Bila tiap langkah sudah dilakukan dengan benar dengan memperhatikan berbagai variabel( variabel control, variabel bebas dan variable terikat), akan dihasilkan sebuah teori atau ilmu yang benar secara ilmiah. Sedangkan pengetahuan merupakan suatu pemahaman akan suatu hal yang didapatkan melalui penglihatan atau pengalaman.

Penekanannya di pengetahuan adalah semua yang diketahui/dipahami melalui indera sebagai suatu pengalaman adalah pengetahuan. Maka yang membedakan antara ilmu dengan pengetahuan adalah jika berbagai pengetahuan dimiliki dapat disusun sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan suatu metode untuk menjelaskan suatu fenomena maka pengetahuan tersebut dapat disebut sebagai ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun