Mohon tunggu...
Celli Rossa
Celli Rossa Mohon Tunggu... Blogger -

Writting Is My Life

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Meneropong" Pilkada dari Kacamata Seorang Ahok

29 Juli 2016   07:21 Diperbarui: 30 Juli 2016   06:52 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya melihat, kendaraan ini memang lebih kecil resikonya untuk bisa dimanuver, diambil-alih atau dipengaruhi oleh pihak-pihak yang tidak menyukai saya. Dan bukankah gabungan parpol ini memilih saya, karena mereka ingin saya yang terpilih jadi pemimpin. Satu hal lagi yang menjadi catatan saya, eksistensi parpol dalam Pilkada juga lebih kuat dan diakui.

Berdasarkan semua pertimbangan dan pengamatan saya, lalu saya mengambil jalan tengah, saya membuka ruang komunikasi yang bisa menjembatani pemilik dua kendaraan ini. Saya ingin keputusan yang saya ambil adalah merupakan hasil mufakat dan kesepakatan bersama serta untuk tercapainya tujuan bersama. Kami pun meluangkan waktu untuk bicara dari hati ke hati sebagai seorang sahabat.

Akhirnya, saya tetaplah sebagai pihak terakhir sebagai pengambil keputusan. Dan keputusan terakhir saya adalah mengendarai kendaraan parpol, tentu saja ini disertai dengan berbagai persyaratan yang telah saya ajukan, dan ternyata pihak parpol dengan hati dan pikiran terbuka segera menyetujuinya. Saya melihat, ada beberapa parpol yang mengalami perubahan paradigma dan cara pikir, dan itu sangat menggembirakan saya.

Sementara itu, di lain pihak, saya juga mau, kendaraan independen yang dikendarai Teman Ahok tetap berjalan dan berjuang bersama saya, mengiringi langkah saya, menjadi penyeimbangan saya, dan mengantar jalannya kendaraan parpol yang saya tumpangi, untuk memastikan saya sampai ke tempat tujuan.

Secara pribadi, saya sangat menghargai kerja keras dan perjuangan Teman Ahok, mereka telah mendobrak cara dan aturan lama, mencerahkan paradigma lama parpol, dan menciptakan cara pandang baru dalam era kompetisi Pilkada dengan menyediakan alternatif kendaraan lainnya. Saya berharap suatu saat nanti eksistensi, sepak terjang, dan keberadaan kendaraan independen bisa diakui, dihargai, diterima dan disahkan sama seperti yang berlaku pada kendaraan parpol.

Teman Ahok itu adalah pahlawan dan sahabat terbaik bagi saya. Mereka adalah generasi muda yang akan tercatat sebagai pengubah sejarah, karena keberadaan mereka telah membawa dampak dan pengaruh besar bagi dunia perpolitikan. Bagi saya, mereka itu adalah pemenang dalam kompetensi Pilkada 2017 ini.

Hoaammm….. rasa kantuk yang menyerang seakan menyadarkan saya dari lamunan yang sangat panjang, saya pun tersenyum simpul, rupanya dari tadi pikiran saya sedang mengembara dan berusaha “meneropong” Pilkada dari kacamata seorang Ahok.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun