Mohon tunggu...
Celli Rossa
Celli Rossa Mohon Tunggu... Blogger -

Writting Is My Life

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Meneropong" Pilkada dari Kacamata Seorang Ahok

29 Juli 2016   07:21 Diperbarui: 30 Juli 2016   06:52 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam keheningan malam, di antara hiruk pikuknya dengkuran yang terdengar sahut menyahut, saya masih terjaga dan sedang duduk dalam renungan, dan saya teringat pada satu sosok yang saya kagumi dan sedang ramai diperbincangkan banyak orang, dan sosok itu adalah Ahok.

Ahok adalah seorang pribadi yang tak mengenal rasa takut, ia berani menjadi dirinya sendiri di tengah kerumunan banyak orang dari berbagai golongan, jabatan, dan kedudukan, ia selalu dengan lantang dan tegas dalam menyuarakan kebenaran, pendapat dan pandangannya, dan ia juga sangat memegang teguh prinsip dan pendirian akan hal-hal yang dirasanya benar, serta dengan gaya khasnya yang ceplas ceplos ia juga berusaha untuk mendobrak cara berpikir dan pola aturan lama yang sudah bertahun-tahun bersemayam di benak pikiran beberapa orang.

Bagi beberapa orang yang tidak menyukainya, keberadaannya seakan menjadi sosok yang menakutkan, mungkin juga karena mereka merasa zona nyaman mereka mulai terganggu. Namun bagi sebagian orang lainnya, dia itu bagaikan super hero yang memang ditugaskan untuk menyelamatkan warga dan kota dari oknum-oknum yang tidak bertanggung-jawab.

Saya kemudian mencoba untuk membayangkan dan berusaha memposisikan diri saya menjadi seorang Ahok, dan melihat segala sesuatu dari kaca-matanya. Petualangpun segera dimulai.....

Saat ini, saya seakan melihat bayangan diri saya sebagai seorang Ahok, dan saya melihat diri saya sedang berada dalam perjalanan panjang menuju satu arah tujuan yaitu perhelatan besar Pilkada 2017 yang lokasinya berada di Jakarta. Bukankah rencananya, oleh berbagai pihak, saya memang akan didaftarkan sebagai salah satu kandidat pemimpin yang akan berlaga di dalam perhelatan tersebut.

Pilkada itu merupakan suatu wadah atau ajang kompetisi untuk menyaring putra-putra daerah pilihan yang berkualitas, terbaik, dan tepat untuk dijadikan sebagai pemimpin daerah atau wilayah.

Saya merasakan ajang kompetisi ini sangat penting artinya bagi saya sebagai seorang Ahok, apalagi jika mengingat kerinduan dan mimpi besar Ahok adalah untuk selalu melakukan dan memberikan yang terbaik demi masa depan dan kelangsungan hidup dan kesejahteraan kota Jakarta dan warganya.

Hal itulah, yang kemudian membuat saya mulai mempersiapkan diri dan melatih diri, agar saya bisa tetap dalam kondisi prima, selalu memiliki semangat baru dan tetap menjaga api visi agar tidak padam, terutama pada saat saya sedang dalam perjalanan menuju perhelatan untuk dapat menyelesaikan dan menggenapi semua mimpi besar saya untuk kota tercinta.

Ternyata untuk menjadi seorang Ahok itu tidaklah mudah, karena saya juga harus merasakan dan menghadapi banyak tekanan dan dijegal sana sini, serangan yang bertubi-tubi dari berbagai pihak dan malah ada juga yang menggunakan bantuan ilmu hitam, dituntut harus bisa lakukan ini itu oleh orang-orang yang mengharapkan kesempurnaan dari saya, juga harus ikut merasakan dibully, dibenci dan difitnah, di samping itu saya juga masih mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk membenahi dan memperbaiki banyak hal termasuk sistem baik intern dan ekstern yang berhubungan dengan kota Jakarta.

Menurut saya, Ahok itu pribadi yang kuat, tegar dan tahan banting. Kalau saya secara pribadi, jika saya yang harus mengalami semua hal ini, mungkin saya bisa mengalami insomnia yang berkepanjangan, atau mungkin sudah lama saya mengundurkan diri dan melepaskan jabatan saya dan tidak akan mau untuk didaftarkan lagi di ajang kompetisi ini. Tapi untungnya Ahok itu bukan saya, karena Ahok itu orang yang selalu memegang teguh visinya dan pantang menyerah sampai visinya terealisasi.

Mari kita kembali lagi untuk meneruskan perjalanan saya sebagai seorang Ahok, sebelum saya melangkah terlalu jauh, karena ada satu hal penting yang harus saya pikirkan, bahwa saya membutuhkan sebuah kendaraan, karena perjalanan yang harus saya lalui dan tempuh itu masih jauh, jadi masih sangat panjang dan pastinya juga berliku-liku. Dan saya sangat bersyukur, karena saat ini di hadapan saya, telah tersedia dan ditawarkan dua kendaraan yaitu kendaraan independen dan kendaraan parpol.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun