Saya memang selalu berurusan dengan satpam. Setiap pergi blusukan pasti bertemu satpam.
Di gerbang pabrik, di gedung bertingkat, di kawasan industri, kawasan perkantoran serta ruko-ruko, tim keamanan siap siaga berjaga. Jika kuhampiri, ia menyambutnya sekaligus tanya identitas.
Ada satpam yang ramah, banyak juga yang ketus. Terutama di kawasan industri. Entah kenapa, mereka menghadapi tamu seperti tanpa tata krama.
Di pabrik-pabrik, anggota satpam wanita berimbang jumlahnya dengan satpam pria. Salah satu tugas satpam wanita diantaranya pengecekan barang bawaan usai jam kerja.
Di pintu karyawan hotel pun ada jadwal body checking selepas jam kerja. Tujuannya disiplin menghargai barang milik hotel, sekecil apapun bentuknya.
Tiada jaminan semua orang menjunjung kejujuran di bumi ini. Ada saja staf yang terpikat amenities hotel; pulpen, shower cup, face towel, sabun mandi, lalu dimasukkan tas. Ada pula minyak goreng, daging impor, terbawa di tas ransel. Kalau sudah begini, karyawan bisa langsung ditendang. Oh.
Mengubah kebiasaan positif mulailah dari hal-hal kecil (CL Patterson)
Saya terkesan akan tulisan Kompasianer Umi Kulsum, peserta lomba menulis "Posisi yang cocok untukku di hotel" yang diadakan Hotelier Writers beberapa waktu lalu.
Beliaulah satu-satunya yang mengulas tentang posisi satpam di hotel. Mengapa beliau tertarik akan posisi satpam?