Belum tuntas denda pengembalian uang itu, musibah ini menggegerkan kota. Dari mulut ke mulut berita tak sedap tersebar.
Satu demi satu, calon pengantin yang sudah booking ballroom, menarik diri. Ballroom sepi.
"Lho kan ini sudah deposit Kak," kata Nina.
"Tak apalah, bisa dikembalikan atau tidak, terserah. Gak jadi di sini. Ini permintaan klien," ujar wedding organizer, Kho Budi.
Daftar booking yang menumpuk, akhirnya zonk. Hotel jadi gunjingan. Limbung. Duh.
Pasar terlanjur kecewa. Jungkir balik memulihkan kepercayaan publik dari nol.
Tim marketing gencar blusukan ke Chinese Community, arisan ibu-ibu, asosiasi olahraga, dan pasar lainnya.
Hari demi hari dilalui dengan usaha dan harapan. Bagaimana meyakinkan pelanggan yang kadung tahu pelayanan hotel. Ini tantangan!
Ada upaya, ada hasil. Suatu hari kami kedatangan tamu, putri dari ketua Chinese Community di kota yang kerap kukunjungi.
Sang putri akan melangsungkan pernikahan. Bak gayung bersambut, senang bukan kepalang.
Tugasku meyakinkan, apa benar listrik padam takkan terjadi lagi?
