Omong-omong tentang hotel melati, saya tertarik berbagi pengalaman menginap di hotel jenis ini. Pengalaman ini pertama kali terjadi.
Tujuh tahun lalu, saya pernah berkeliling ke pelosok-pelosok karena kagum akan alam di wilayah Kalimantan.
Tak terasa saya tiba di ujung Kalimantan Tengah yaitu daerah Kuala Pembuang Satu, Kabupaten Seruyan Hilir.
Hari menjelang magrib, sorot matahari terbenam sangat indah. Warnanya kemerahan, bersih. Untuk pertama kalinya saya takjub memandang sorot matahari terbenam.
Tiba di kabupaten Seruyan, penduduk cukup padat.
Sebelumnya, kami tak berniat bermalam. Namun karena hari sudah senja dan sopir pun lelah, jadilah kami bermalam.
Hotel ini adalah satu-satunya yang terbaik di tempat itu. Bertipe hotel melati satu (1). Tepat di depan hotel, ada toko kelontong. Saya membeli sandal dan sabun mandi di toko itu.
Luas kamar 12 m2. Mandi dengan gayung dan wadah air di ember. Di kamar terdapat kursi, meja kecil dan televisi tabung.
Coba kita tengok tempat tidurnya, seperti matras, keras dan tipis sekali.
Esok harinya, pagi-pagi benar kami bangun. Di kantin, tersedia nasi goreng dan telur goreng untuk sarapan.
Harga kamar itu Rp 200.000 net per kamar/malam, termasuk sarapan untuk 2 orang.