Ketiga, manajemen hotel berbintang menjamin privasi seluruh tamu, kecuali atas desakan permintaan penegak hukum terkait kriminalitas tamu bersangkutan.
kerahasiaan dan privasi tamu sangat dijaga. Keteledoran membocorkan data tamu akan dikenakan sangsi.
Keempat, kompensasi harga kamar yang terbilang tinggi, mendorong manajemen hotel memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada tamu.
Bahkan petugas hotel akan memberi pelayanan ekstra untuk memberi rasa aman sejauh tidak melanggar kesusilaan dan hukum.
Kelima, ketatnya memasuki lantai kamar hotel karena penggunaan kunci kamar yang komputerisasi mulai dari guest lift hingga akses ke beberapa ruang di hotel.
Selain itu, sistem sekuriti yang modern telah menembus hotel berbintang baik bagi tamu maupun karyawan hotel. CCTV di berbagai sudut, menunjukkan kepedulian manajemen terhadap keamanan di hotel.
Ada bukit, ada rawa. Ada hotel berbintang, ada hotel melati. Keduanya memiliki cara penanganan berbeda. Namun satu hal, semestinya menciptakan keamanan bagi para tamu.
Membandingkan hotel berbintang dengan hotel melati memang tak sepadan. Tetapi jaminan keamanan dari penyedia jasa adalah suatu keharusan.
Tidak ketatnya proses check-in tanpa kartu identitas diri sama halnya dengan menganggap sepele penegakan hukum. Jangan memberi celah kepada pelaku kejahatan dan pelanggar susila, bersembunyi di balik pintu kamar hotel-hotel itu.
Di mana kayu bengkok, di sanalah musang meniti. Tempat yang tidak dijaga baik-baik, itulah yang dimasuki pencuri. Masing-masing pihak harus peduli, penyedia jasa dan penyewa!