Don kecewa. Apa lacur, itu terjadi begitu saja. Sehelai rambut melenyapkan selera makan siangnya.
Duhai pedagang makanan, jangan anggap remeh persoalan rambut. Saya pernah menemukan rambut di sayur capcay via pemesanan online. Bagai kaca terhempas, perut menahan lapar, kecewa didapat.
Itu sebabnya juru masak harus memaki topi, fungsinya agar helaian rambut tidak terjatuh. Bagi wanita berambut panjang harus diikat (buntut kuda, dikepang). Topi koki harus menutupi seluruh kepala bagian depan.
Begitu pun pramusaji, potongan rambut harus dicempol (dikonde, dikuncir). Itu sudah menjadi aturan baku bagi staf restoran.
Sekilas kejadian rambut jatuh seperti masalah seujung kuku. Namun tatkala koki memasak untuk jamuan makan para pesohor, urusannya bisa berabe.
Manajer hotel yang didapuk pejabat setempat kena teguran. Executive Chef dipecat gegara rambut dalam makanan di piring pesohor. Pasalnya ini terjadi di hotel luks dalam rangka acara penting jamuan makan malam, menyambut para tamu terhormat dari luar negeri. Malu tercoreng di kening.
Walau santapan lulus dari pemeriksaan tim dokter, masih ada peluang terkena kejatuhan rambut. Pada tahap ini, diperlukan kejelian ekstra dari pramusaji.
Begitu pula menyoal kebersihan kamar dan tempat tidur di hotel harus terbebas dari rambut rontok. Tidak sedikit tamu komplain gegara helaian rambut jatuh. Ingatlah, ruang yang bersih, membuat kita tidak risih.
Apabila abai, ini menunjukkan tingkat kebersihan hotel tidak standar. Hotel sebagai penyedia jasa yang fokus terhadap pelayanan, kebersihan dan kerapihan, wajib melaksanakan kebersihan sesuai prosedur pelayanan.
Sebelum kamar dinyatakan siap dijual, harus melalui tahap pemeriksaan standar sebelum mengubah status kamar vacant clean dalam sistem.