Beruntung jarak restoran dan counter resepsionis hanya beberapa meter saja. Dina sibuk membongkar tasnya.
Ia mengingat-ingat kemana saja berjalan mulai dari kamar hingga sarapan. Dina kembali ke restoran, siapa tahu dompet ada di sana. Dompet tak ditemukan.
Ia melapor kepada FOM (Front Office Manager), lalu petugas sekuriti sigap memeriksa CCTV. Tampak pada layar, seorang tamu mengambil sesuatu dari tas miliknya.
Untungnya, si tamu necis masih duduk di restoran. Tanpa basa basi, petugas mengajak tamu tersebut ke suatu ruangan.
Ia digeledah, dompet ditemukan. Maling kalah lihai dari Dina, padahal tenggang waktu yang cukup lama memungkinkan ia kabur.
Itulah kesempatan dirinya beraksi, barang bukti pun mengharuskannya berurusan dengan kepolisian.
Maling yang sering berkelintaran di hotel-hotel itu memiliki modus operandi khusus. Paham benar kebiasaan para pengunjung yang sebagian besar dari kalangan berduit.
Maka tak heran, sebisanya menyesuaikan penampilan perlente meski sebenarnya maling. Bedanya jika tertangkap basah pantang dikeroyok lalu bonyok bak maling ayam tetangga. Beda jika di hotel, maka caranya lebih santun.
Mereka paham benar kapan saatnya beraksi. Terlatih memanfaatkan kesempatan petugas hotel yang menyapa ramah setiap tamu.