Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Seni Hidup, Mengolah Rasa Menjadi Karya

29 Mei 2021   20:00 Diperbarui: 29 Mei 2021   20:21 744
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana menyiasati keraguan kualitas pokok pikiran tertentu sebelum tulisan dibuat?

(a) Mengetahui subyek yang aktual di media

(b) Berpikir ulang manfaatnya bagi hotelier dan seluruh pembaca

(c) Apakah bentuk kritik positif atau justru sebaliknya yaitu menjatuhkan kredibilitas perusahaan atau integritas seseorang.

Konten tulisan yang memancing reaksi positif pembaca dapat dikategorikan penulis unggulan. Sebaliknya tulisan monoton takkan berdampak apa-apa bagi pembaca.

Saya tentu saja mengalami pasang surut pembaca. Kecewa? Tidak! malahan memicu gairah semangat untuk menulis lebih baik lagi.

Banyak Kompasianer yang berkualitas. Tulisannya telah menjadi koran bagiku setiap hari. Kehebatannya tak perlu diragukan lagi. Sayang jika terlewati karena setiap menit silih berganti artikel terbaru memenuhi ruang.

Sebagai pembaca, tulisan monoton bagai sayur tanpa garam. Dibaca namun terasa hambar. Pengukurannya dapat dilihat dari sepinya pengunjung. Agar memberi rasa terhadap tulisan, rajinlah blogwalking. Berkelintaran membaca isu terkini. Banyak ilmu yang akan didapat melalui blogwalking.

 "Ukuran meramu tulisan yang baik diukur dengan gigihnya keinginan, cita-cita dan cara kita mengatasi kekecewaan di tengah jalan" (CelestineP)

Segala kecakapan bertumpu pada keinginan dan cita-citamu. (ilustrasi Pixabay) 
Segala kecakapan bertumpu pada keinginan dan cita-citamu. (ilustrasi Pixabay) 

Apakah menumpahkan luapan emosi melalui tulisan berguna mengobati kekesalan, keresahan, kegalauan?

Menulis tidak hanya melegakan hati dan pikiran   penulisnya, lantaran hati plong atau terbebas dari beban. Namun tulisan sejatinya menyampaikan suatu pesan kepada pembaca. Apakah maksud penulis dapat  dimengerti serta diterima pembaca?

Karena kepentingan ini, maka seorang penulis akan meracik bumbu ke dalam tulisan agar menarik dan bermanfaat.

Setiap individu mampu mengolah rasa sesuai bumbu racikan 

Apa saja bumbu dalam mengolah rasa sehingga menjadi suatu karya? Menurut pandangan saya sebagai penulis pemula:

(1) Mencari konten yang belum pernah/jarang dituangkan dalam tulisan

(2) Mencari judul yang tepat

(3) Memberi nilai positif bagi pembaca

(4) Tulisan tertata rapi dengan tata bahasa baik dan benar

Menulis terasa hambar tanpa olahan rasa. Untuk menyajikan kualitas karya yang baik, dibutuhkan kesungguhan hati.

Mengolah rasa menjadi karya bagai perahu laju tanpa mendayung (ilustrasi Pixabay)
Mengolah rasa menjadi karya bagai perahu laju tanpa mendayung (ilustrasi Pixabay)

Mengolah rasa menjadi karya bagai perahu laju tanpa mendayung. Bila dibarengi kesukaan serta gairah, akan semakin ringan.

Olahan rasa setiap Kompasianer yang beragam membuat hidangan di Kompasiana juga bertambah sedap untuk dinikmati. Racikannya bermacam-macam, akan tetapi tujuannya sama, membuat nikmat setiap pembaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun