Anak muda yang cerdik menggunakan kesempatan menatap ke depan. Selain dukungan orang tua serta orang-orang yang berpengaruh, mereka berpotensi menjadi individu jempolan.
Baru-baru ini, Forbes merilis 30 Asia 2021. Mereka adalah anak-anak muda yang berprestasi gemilang, tangguh, tahan banting, juga berkepribadian independen.
Bagiku mengingat-ingat usia under 30, seakan berkejaran dengan waktu. Muda dan belum jadi apa-apa. Serasa tak cukup waktu mengerjakan hal yang wow demi karir. Namun...
Di usia 26 tahun, terpikir telah saatnya menduduki jabatan manajer penjualan. Sungguh sukar mendapatkan promosi jabatan pada masa itu. Seluruh staf di tim penjualan bersaing demi meraih posisi bergengsi itu.
Seluruh staf marketing dikurung dalam pelatihan selama 7 hari. Tidak ada acara pribadi selama coaching berlangsung.
Mr. Kent, coach asal UK yang menetap di Singapura beserta 2 asistennya memberikan pelatihan mulai pukul 07:00 hingga pukul 21:00 di satu hotel di Jakarta.
Semua peserta semangat mengikuti pelatihan. Hari ke-3 kami berkeliling dari satu hotel ke hotel pesaing. Belajar memahami SWOT (strength, weakness, Opportunity, Threat), mengunjungi semua hotel kompetitor.
Staf yang ingin menjabat level manajer harus melalui pelatihan dan lulus seleksi. Waktu pelatihan sangat ketat. Membuat laporan, presentasi, diskusi, role play hingga uji nyali.
Hari ke-5 kami dibawa ke suatu tempat. Setiap peserta wajib menjual masing-masing 3 botol parfum yang telah disediakan. Semua kemasan baik hanya beberapa tutup botol sudah cacat.
Apa yang harus kita kerjakan?
Kami harus menjualnya! Entah bagaimana strateginya. Dalam waktu 60 menit, coach akan menjemput di tempat sama.
Setiap peserta berpencar, berkeliling menawarkan parfum-parfum itu. Harga per botol minyak wangi telah ditentukan Mr. Kent, sebesar Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu.
Sesi uji nyali jualan parfum ini sungguh menantang. Kecakapan seorang penjual dipertaruhkan. Siapa yang ingin berprestasi harus pantang malu.