Mohon tunggu...
Celestine Patterson
Celestine Patterson Mohon Tunggu... Hoteliers - Hotelier: Hotel Management, Sales Leader, Management Hospitality

🍎Hotelier's Story : Pernak-Pernik Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2021). Warna-Warni Berkarir Di Dunia Hospitality (Galuh Patria, 2022). Serba-Serbi Dunia Perhotelan by CL Patterson dkk (Galuh Patria, 2023). Admin of Hotelier Writers Community (9 June 2023 - present)

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Dianggap Anak Bawang Itu Tantangan!

15 April 2021   21:19 Diperbarui: 17 April 2021   12:11 1070
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indah itu, ketika apa saja bentuk tantangan... dijalani, dinikmati. (Ilustrasi pixabay)

Usai lulus wawancara, jadwal pelatihan telah menanti. Kala itu tahap mengakhiri studi, beberapa bulan menjelang tamat kuliah.

Tekad besar untuk bekerja sebelum fresh graduate, menggebu-gebu. Kapan lagi? Hotel anyar sudah pasti digandrungi, jadi serbuan ribuan pelamar.

Naluri anak muda selalu ingin mencoba tantangan baru. Rintangan menghadang, bukan halangan. Proses tes dan wawancara menegangkan akhirnya kulalui. Modalnya cukup cakap berbahasa Inggris juga mengerti bahasa asing lainnya walau tidak fasih.

Terkabulah keinginan bekerja di hotel. Gedung tinggi menjulang megah, dilengkapi kamar-kamar istimewa, lobi mewah. Bangga juga pertama kali bekerja di sebuah hotel kelas internasional.

Pekerjaanku sederhana, hanya melayani keperluan tamu mengetik di komputer, mengirim fax, telex, fotokopi. Di ruang business center itu selalu dipadati ekspatriat.

Kala itu keberadaan kantor Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) disibukan kedatangan ekspatriat dari manca negara sebagai konsultan dan ahli mesin.

Mereka sebagai long staying guest hotel datang dan pergi, namun ada yang hanya tinggal beberapa minggu hingga tahunan.

Setiap pesona ataupun talenta, awalnya hanya anak bawang. Seiring perjalanan, tumbuh kian matang menjadi berpengalaman (ilustrasi pixabay)
Setiap pesona ataupun talenta, awalnya hanya anak bawang. Seiring perjalanan, tumbuh kian matang menjadi berpengalaman (ilustrasi pixabay)

Jam kerjanya terdiri dari 2 shift. Bergiliran dengan 3 orang kawan karena kami hanya bertiga. Tiada hal menyolok, lagian kami bekerja seorang diri setiap shift.

Baru beberapa bulan bekerja di outlet business center itu, semua telah kukuasai. Rembulan tepat di atas kepala, saya lulus tes seleksi.

Saya bungah, lulus direkrut sebagai sekertaris direktur penjualan. Job desk saya ialah mengatur seluruh keperluan direktur dan 3 manajer penjualan. Suasana kerja berubah drastis, biasanya kerja sendirian, kini di kelilingi banyak orang.

Setiap hari sibuk, maklum hotel terbilang anyar walau telah beroperasi 2 tahun masih menjadi pusat perhatian publik. 

Saya ditarik ke sana ke mari untuk membuat kontrak-kontrak, membuat internal memo termasuk menyiapkan kopi panas untuk Pak Doni.

Tidak selalu akan semudah itu, kan butuh berjuang untuk diakui sebagai seseorang. (ilustrasi pixabay)
Tidak selalu akan semudah itu, kan butuh berjuang untuk diakui sebagai seseorang. (ilustrasi pixabay)

Kopi hangat

Suatu hari usai meeting Pak Doni memanggilku, minta dibuatkan kopi. Langsung saya memenuhi pesanan. 

Tak berapa lama kopi siap disajikan. Kuketuk pintu lalu kuletakkan gelas kopi di meja seperti biasa.

Tetiba "prang...!" Tak ada angin, tak ada hujan, ia melempar gelas. Jantung berdegup. Saya diam saja. Pak Doni kikuk melihat saya kaget. Tak berapa lama, ia meminta maaf. Setelahnya sisa hari-hariku tidak bergairah lagi.

Beberapa tahun setelah kejadian itu, saya baru sadar, bahwa kopi harus diseduh air panas. Pak Doni marah karena kopi diseduh air hangat. Luapan kemarahan usai pertemuan dengan Mr. Brian ditumpahkan padaku, sekaligus karena kopi yang suam-suam kuku.

Setelah dia menyingkir, saya bersihkan tumpahan kopi yang mengenai tembok serta meja kerjanya. Duh, ada-ada saja perilaku bos.

Salah tulis harga 

Waktu pun berlalu. Kakak sales manager menyuruhku membuatkan satu kontrak, karena mendesak dan penting, maka ia hanya mendikte via telpon. Ku tulislah apa yang dipesankan. Di situ tertera pula harga yang akan diberikan.

Usai dicetak, saya langsung menemuinya di lobi. Karena terburu-buru ia memasukkan dalam tas kerjanya.

Pulang sales call, dirinya mencak-mencak. Kesalahan fatal dalam kontrak berupa harga. Seharusnya tertulis Rp 550.000, tercetak Rp 450.000, padahal itu harga penawaran. Sontak saya jadi bulan-bulanan.

"Please deh, kamu bisa kerja engga?," ujarnya

Saya pun ngambek dan esoknya gak masuk kerja. Pundung, bahasa Sundanya. Dua hari tak masuk, si kakak merasa bersalah, lalu saya dibujuk agar masuk kerja kembali, padahal saya pun bosan di rumah. Hehe

Salah tulis kata dalam bahasa Inggris

Pernah pula karena kesalahan satu kata crab menjadi crap, kakak senior itu mencak-mencak. Padahal ia bisa berkata lembut untuk mengoreksi kesalahanku. Saya terdiam, lalu kena amuk lagi.

Beginilah jadi anak bawang di dunia kerja. Serba salah. Biarkan ia misuh, kita dengarkan saja. Hilang tak bercari, lulus tak berselami, hampir-hampir tidak dipedulikan lagi.

Jika mengenang kejadian itu, saya tertawa geli. Setelah duduk di posisi itu baru mengerti, wajar saya diamuk karena gagal paham.

Giliran makan siang, saya ditinggal sendirian di kantor. Jika cuti, dikejar-kejar, mereka kelimpungan takada bantuan. 

Sejak saat itu saya berandai-andai, jika saya memiliki anak buah, takkan bertingkah semena-mena.

Tak enak rasanya jadi anak bawang, menjadi tempat lungsuran kerjaan, luapan amarah, kerap jadi pelampiasan, kadang tempat curhatan pula. Rasanya tak diperhitungkan. 

Indah itu, ketika apa saja bentuk tantangan... dijalani, dinikmati. (Ilustrasi pixabay)
Indah itu, ketika apa saja bentuk tantangan... dijalani, dinikmati. (Ilustrasi pixabay)

Hari demi hari, tahun demi tahun, saya bertahan. Setelah merasa menguasai semua pekerjaan itu, bosan pun melanda. Saya tak berubah posisi selama 4 tahun di hotel itu.

Pucuk dicinta ulam tiba, seorang kawan lama menelpon. Ia bekerja di hotel anyar yang baru saja 6 bulan soft opening.

"Kamu lulus tes, datang dan temui HRD Manager-ku ya," ujarnya

Peristiwa 30 tahun silam itu, kini jarang terjadi. Sedikit saja kesalahan terjadi diselesaikan dengan sanksi administratif, yaitu peringatan secara verbal, surat peringatan (reprimand letter) serta penilaian appraisal performance.

Sejauh ini manajemen hotel cukup wawas diri, berperilaku ramah dan baik terhadap karyawan. Karyawan pun betah bekerja dan menetap di hotel hingga puluhan tahun mengabdi pada hotel itu, bahkan dari yang berstatus bujang hingga memiliki cucu. Anda percaya?

Siapa mau jadi anak bawang? Saat kecil main petak umpet, saya selalu diikutkan dalam permainan namun tak dianggap teman-teman kakakku. Dikasih lemparan bola, selalu meleset, "Ah, dasar anak bawang!" katanya.

Ada beberapa tip di bawah ini agar mampu bertahan dan lepas dari olok-olok "anak bawang":

a. Memiliki mental kuat dan tahan banting
Masa kesukaranku tidak seberapa dibanding kesukaran teman yang kabur-kaburan dari pekerjaan. Teman-teman banyak yang kabur karena tak tahan bantingan, mungkin juga karena manja.

b. Tetap disiplin, patuh terhadap aturan
Berusaha sebaik mungkin menaati aturan. Kerjakan yang terbaik. Jangan sesekali menyimpang

c. Jangan terhasut omongan kolega
Kadang kolega suka misuh, suasana jadi panas akhirnya pasti ada yang kabur dari pekerjaan. Nah, bertahanlah! Jangan sampai goyah. 

Temukan prinsip yang afdol untuk diri sendiri. Misalnya, "Bersabar dan diam lebih baik daripada mencaci maki", atau "Diam itu sabar, sabar itu diam".

d. Dilarang melawan atasan, hindari pertengkaran dengan kolega
Seburuk apapun kelakuan atasan atau teman kerja di sekeliling, jangan melawan. Anda lebih baik dicari-cari bos daripada mereka mengacuhkan.

e. Miliki daya juang tinggi
Selalu berjuang untuk kemudahan karir di masa depan. Dengan berjuang, mematahkan tawar hati, mencegah setengah hati dalam bekerja.

f. Tunjukkan keterampilan dengan sunguh-sunguh
Ketika mereka menganggap anak bawang, justru saat yang tepat menunjukkan keterampilan dan keahlian. Pasti pandangan mereka akan berubah.

Setelah menunjukkan keterampilan, ingatlah tidak selamanya kita mau jadi anak bawang. Hadapi tantangan! Sekarang anak bawang, esok anak emas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun