Umumnya hotel tidak menjual seluruh kamar untuk mencegah terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan agar terhindar komplen dari tamu.
Sebagai antisipasi jika terjadi kerusakan diluar perkiraan; atap kamar tiba-tiba bocor, saluran air tersumbat, AC tidak berfungsi, kebocoran kran air, dsb.
Pasti ada saja fasilitas kamar yang bakal membuat tamu tidak nyaman. Terlebih hotel sudah berumur. Cara mengantisipasinya dengan menyiapkan kamar cadangan jika dirasa mengganggu kenyamanan tamu selama menginap.
Suatu hari saat check-in di satu hotel, saya benar-benar terganggu dengan suara AC dalam kamar. Malam pertama menginap, total tak bisa tidur. Saya komplen dan petugas hotel langsung menanggapi dengan memindahkan kamar.
Sebagai hotelier saya mencium sesuatu ketidakberesan. Ternyata setiap tamu yang tinggal disitu selalu mengeluh karena bisingnya AC. Begitu info dari petugas setelah saya desak.
Contoh kedua, misalnya seorang tamu bukan perokok ditempatkan di lantai khusus perokok (smoking room). Setelah kamar dibersihkan ulang, bau asap tetap menyengat, apa daya tamu dipindah ke kamar cadangan (jika masih tersedia).
Ketiga, lay out/arsitek kamar yang aneh sendiri
Bilangan jenis kamar ini hanya ada 1, 2 atau 3 di hotel. Kamar ini dijual terakhir bila hotel dalam keadaan fully booked. Misalnya:
a. Pilar agak menjorok ke tengah kamar.
b. Jendela kecil di pojokan, mirip jendela burung.
c. Kamar mandi di tengah kamar. Anda mungkin tertawa dengan lay out kamar mandi di tengah kamar, tapi teliti saja, Anda pasti temukan di salah satu hotel di Indonesia karena saya pernah menginap di kamar model seperti itu.
d. Pemandangan tembok, pemandangan gedung mangkrak
Pemberian upgrade kamar ke level lebih tinggi secara gratis, tidak disebabkan hal-hal sedemikian saja. Alasan kenyamanan bagi tamu adalah jaminan sebagai penyedia jasa.
Beberapa tahun lalu, sepasang lansia dari Inggris menginap di hotel menghadiri Internasional meeting. Mr. Michael (bukan nama sebenarnya) seorang pembicara pada seminar selama 5 hari di Indonesia.
Ia datang didampingi sang istri bersama rombongan kecil. Malam pertama, Mr Michael mengeluh karena kamar terlalu bising. Lantai koridor tanpa karpet penyebab orang berlalu lalang terdengar sangat jelas berbarengan suara hak sepatu.
Tak dapat tidur semalaman, ia pun mengeluh harus pindah kamar. Keluhan pertama alasan suara kendaraan berlalu lalang di jalan raya. Ia masih tetap terganggu juga pada malam kedua karena hilir mudik suara deru motor karyawan.