Penasaran Lusi kenapa berbadan moleh?
"Lusi, aku main ke rumah ya" usul aku sambil mengerjakan PR.
"Ok, kutunggu!" sahutnya
Pulang sekolah, aku bersama Ruth dan Agatha langsung ke rumah Lusi. Sang ibunda menjamu kami. Senang bukan kepalang makan bersama di rumah Lusi.
Menunya lengkap, mulai dari lettuce, red beans, sup shitake, soft bread, ayam goreng, ikan salmon.
Kutengok Lusi lahap menyendok red beans. Sudah seminggu sang bunda mengolanya. Red beans atau kacang merah itu sebagai pengganti nasi.
"Kami tak pernah makan nasi di Belanda. Sejak Bi Ima masak nasi, Lusi jadi gemuk", kata Mrs. Sofie van de Veide.
Setelah kenyang, kami pamit pulang kepada Mrs. Sofie.
Seninnya, di sekolah diadakan pemeriksaan rutin yaitu kelengkapan sepatu, kerapihan seragam sekolah, kebersihan kuku.
Semua murid harus duduk tertib di bangku masing-masing. Pak guru berkeliling. Suasana hening, tetiba terdengar suara "tiuuuut........"
Semua murid memandang Lusi. Bahkan Ria, yang duduk di sebelahnya. Tak dapat menyembunyikan rasa tawa, sontak semua tertawa termasuk guru.
Eddie tertunduk, tak tega pacarnya disoraki. Iapun terdiam. Lusi menunduk malu. Kisah ini menjadi buah bibir di kelas 2 A,B,C