Wajah merah bak kepiting rebus, tersenyum namun pahit, Badu dan Erni menanggung malu, sang pimpinan memohon bingkisan dibawa kembali. Oh! Maksud hati menyenangkan sang pimpinan, pupus.
Adalah hak pelanggan untuk menolak segala pemberian sebagai bentuk gratifikasi namun pada kisah Badu, saya sangsi bahwa pemberian kue sebagai gratifikasi.
Pasalnya diberikan pada saat hotel takada kepentingan apapun terhadap PT Abc. Kedua, kue itu diberikan dalam rangka pembukaan outlet bakery.
Gratifikasi didefinisikan sebagai pemberian dalam arti luas meliputi pemberian uang tambahan (fee), hadiah uang, barang, rabat (diskon), komisi pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma dan fasilitas lainnya. (sumber Wikipedia.id)
Sedangkan beberapa ciri hadiah sebagai gratifikasi atau tidak diartikan bahwa hadiah diberikan secara cuma-cuma. Pertanyaan berikutnya, kapan hadiah diberikan? Apakah berhubungan dengan pengambilan keputusan?
"There is no free lunch"
Tim pemasaran sedapat mungkin mengajak para pelanggan bertandang ke hotel. Ibarat kita bertandang ke rumah kerabat, seluruh sajian dikeluarkan untuk menyambut sang tamu.
Ada pepatah good food, good mood. Ya! Semakin banyak pelanggan, kian banyak menimba uang. Semakin banyak pengeluaran, pemasukan pun semakin melambung.
Mengapa sebagian tamu enggan berkunjung ke suatu jamuan?
(*) There is no free lunch. Pepatah yang tepat untuk menggambarkannya. Kita dituntut untuk mengorbankan sesuatu apabila ingin mewujudkan sesuatu hal.
(*) Dianggap bentuk gratifikasi
Selain kedua alasan di atas, kesibukan yang luar biasa tak dapat meluluskan permintaan. Kemudian enggan berlama-lama di luar kantor menjadi alasan pribadi.