Itulah 3 kriteria pembuatan CV sederhana.
CV harus mengandung nilai kejujuran
Tahun lalu, seorang kawan menawarkan satu jabatan di perusahaannya. Senang dengan tawaran ini, tak pikir panjang sayapun melamar. Tebakan saya kemungkinan besar pasti diterima sebab ia seorang pemimpin di perusahaan itu.
Namun ternyata CV saya tidak sesuai dengan keinginannya. Ia ingin agar CV dipercantik dengan cara membuat fiktif tahun selama bekerja di satu kota.
Dengan rasa was-was saya mengikuti saja anjurannya. Namun terpesona tawaran yang menjanjikan, memudarkan hati. Pikirku ia sebagai pembuat keputusan, jadi tiada alasan tidak diterima.
Beberapa hari berlalu, masa penantianpun terlewati ketika seorang kawan mengatakan bahwa posisi sales leader di perusahaan itu telah terisi. Bukan salah bunda mengandung, saya terjebak!
Prinsip kejujuran yang saya junjung selama ini rontok dengan imbalan kekecewaan.
Peristiwa ini menjadi pelajaran berharga bagi saya. Pertama dan terakhir. Sepandai apapun melangkah, jangan paksakan keinginanmu dengan membuat hal yang bertentangan dengan hati nurani.
Terkecoh kemampuan berbahasa Inggris dalam CV
Mengorek-ngorek CV, hampir seluruh pelamar kerja di perhotelan membuat CV dalam Bahasa Inggris. Sering kali kita terkecoh, ketika berhadapan dengan pelamar yang ternyata tak mampu berbahasa Inggris. Jangankan bercakap, mendengar untuk mengerti saja sulit.
Membuat CV sesuai bahasa yang anda pahami lebih bernilai ketimbang meniru, menjiplak dari pencarian internet.
Lebih baik hebat dalam wawancara berbahasa Inggris namun anda pahami benar setiap kalimat dalam Bahasa Indonesia yang tertulis dalam CV.
Bila dipaksakan akibatnya dalam wawancara awal 5 menit saja sudah dapat ditebak. Tiada yang lebih menarik dari CV kita selain membuatnya secara jujur, apa adanya, sederhana, hasil karangan sendiri.