Tidak mau menanggung resiko lebih jauh, saya lalukan kepada HRD agar dilakukan pemeriksaan ulang. Alasannya jelas tidak sesuai dengan standar tim penjualan.
Kelemahan dari sistem saat itu adalah tidak didukungnya CV dengan surat referensi dari perusahaan tempat bekerja sebelumnya. Jika testimonial letter atau surat referensi disertakan akan memudahkan HRD bekerja, setidaknya memenuhi standar kualifikasi.
Tidak berharap peristiwa ini terulang kembali, akhirnya saya dan asisten melakukan pemeriksaan terhadap seluruh anggota tim yang berjumlah 12 orang berikut wawancara ulang.
Curriculum Vitae (Latin) atau CV, dalam Bahasa Indonesia disebut daftar riwayat hidup yaitu potret aktifitas seseorang selama hidup sejak bersekolah hingga kurun waktu tertentu.
Begitu mudahnya mencari pekerjaan baru menyebabkan saya abai terhadap kebaruan CV. Hal ini tidak dibenarkan, Curriculum Vitae harus selalu terbarukan.
Menurut pendapat saya, ada beberapa hal yang mesti menjadi perhatian kita agar lembaran CV terlihat menarik, diantaranya:
(1) Selalu kekinian. CV mudah dicontek, namun dengan karangan kata-kata sendiri, akan menampilkan sosok pribadi anda. Bahasa berubah sesuai perkembangan era, demikian kita memperbaharui CV agar selalu kekinian.
CV tidak selalu diperuntukkan hanya pada saat melamar kerja. Lembaran itu sebagai kisah hidup seseorang, aktifitas kita sejak sekolah hingga saat sekarang. Perbaharuilah selalu pada kesempatan tertentu
(2) Memakai bahasa yang mudah dipahami, sederhana dan jujur, apa adanya. Hindari CV yang terlalu panjang dan bertele-tele.
(3) Tidak dicampur dengan keterangan pribadi: nama orang tua, nama pasangan, nama anak, nomor KTP, keterangan bersifat pribadi lainnya.