Awalnya Mira tidak menyangka kalau kami akan memeriksa seluruh dokumen pribadi terkait daftar riwayat hidupnya sejak ia melamar.
Belum usai masa percobaan, tim mencium ada suatu ketidakberesan terkait pribadinya. Pasalnya ia selalu membangkang, melawan dalam setiap percakapan, baik dengan teman satu tim maupun dengan saya, sebagai pengawasnya.
Di sudut ruangan kantor, ia tampak selalu asyik mengerjakan pekerjaannya. Namun saat membaca harian dalam file share, ada sesuatu keganjilan yaitu ketikan yang semrawut, tidak pernah tuntas, jauh dari kualitas sebagai seorang administrator yang berkualitas.
Dalam tim penjualan di hotel, seorang sales leader wajib mengawasi kerja tim termasuk tidak merekomendasikan kepada Human Resources Department (HRD) bila kedapatan melanggar persyaratan atau kode etik perusahaan.
Atas dasar job deskinilah, seorang sales leader berhak memeriksa seluruh dokumen pribadi satu persatu tim kerja.
Wawancara ulang mencegah kekeliruan di masa depan
Mira lulus setelah wawancara 1,5 bulan lalu berdasarkan kriteria HRD. Halnya ia lolos dari ujian lamaran karena kosongnya jabatan sales leader beberapa bulan sebelum kehadiran saya di perusahaan itu.
Seperti biasa saya selalu meminta seluruh CV anggota tim kepada HRD guna pertimbangan memutuskan suatu masalah yang menyangkut kepribadian, keseharian mereka juga potensi yang dimiliki.
Hal inilah yang membuat saya penasaran perihal Mira yang berada dibawah standar posisi pada level administrator, jauh dari harapan hotel dan tentu saja berdampak pada kemajuan tim.
Selama wawancara berulang, tersingkaplah satu persatu ketidakberesan ini. Saya menghubungi beberapa bekas kolega pada hotel-hotel yang pernah ia singgahi guna memastikan kebenaran yang ditulis dalam CV.
Singkat kata ia tidak dapat mengelak ketika hampir sebagian perusahaan yang tercantum dalam CV adalah palsu belaka.