"Tidak mut, bila pasukanmu diganggu, aku yang maju!" ujar kucing
Lalu ke-2 semut berbalik menjemput pasukan, sangat banyak. Rombongan semut kompak menaiki meja, menghampiri tudung saji.
"Satu, dua, tiga...!" tudung saji terbuka sempit. Kucing cepat-cepat menyanggah dengan kakinya.
"Brak!" Tampak 4 ekor ikan goreng, sengitnya membuat pasukan semut menyerbu.
"Eits, aku ambil bagianku dulu!" kata kucing. Ia mengunyah 2 ekor ikan dengan lahap.
Semut-semut mengambil remah-remah ikan dan membawanya ke sudut sotoh rumah. Semua sibuk.
Satu jam kemudian, sang kucing kena hukuman karena mencuri ikan. Hukuman kurungan dalam kamar, tidak boleh bepergian.
Ia sedih sebab perbuatannya dilakukan bersama pasukan semut tapi mereka tidak dihukum. Pikirnya biarlah ia menanggung hukuman itu asal pasukan semut tidak kelaparan dan mati.
Keesokan harinya, hujan turun lebat sekali. Kucing sudah menjalani hukuman, ia tampak bahagia karena pasukan semut selamat, memiliki persediaan makanan selama musim hujan.
Begitulah kisah persahabatan kucing dan semut. Hubungan persahabatan terkadang menorehkan kesukaran bagi diri kita, menanggung penyesalan akibat hukuman.
Berpikirlah bijak sebelum memberikan pertolongan kepada sahabat.